top of page

Transformasi Teknologi Modern pada Keramba Jaring Apung

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 3 hari yang lalu
  • 2 menit membaca

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Garis pantai ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan produksi perikanan. Salah satu cara efektifnya ialah dengan membangun sistem budidaya Keramba Jaring Apung (KJA).


ree

 

Sistem budidaya yang dilakukan di perairan terbuka dengan memanfaatkan pelampung dan jaring sebagai media pemeliharaan ini sudah lama diperkenalkan. Namun, di awal-awal penerapannya, banyak pembudidaya hanya mengandalkan bambu untuk menyusun rangkanya dan pengelolaan masih dilakukan secara manual.

 

Tantangan KJA tradisional adalah rangka cepat rusak apalagi diterjang cuaca ekstrem. Manajemen yang dikelola secara manual juga terkadang kurang efisien. Dari permasalahan tersebut, KJA saat ini sudah ditransformasi dengan menambahkan beberapa teknologi.

 

Revolusi Material: Dari Bambu ke HDPE 

Teknologi pertama yang diterapkan pada KJA adalah penggunaan material High-Density Polyethylene (HDPE) untuk rangka dan pelampungnya. HDPE memiliki daya tinggi di segala jenis air, tahan korosi dan berumur pakai lebih dari 20 tahun.

 

Penggunaan HDPE pada KJA akan menghemat biaya perbaikan dan meningkatkan potensi keuntungan.  HDPE juga lebih lentur, sehingga dapat beradaptasi dengan gelombang tinggi, jadi bisa ditempatkan di laut lepas. Budidaya yang dilakukan di laut lepas dinilai lebih baik, karena sirkulasi airnya lebih aktif sehingga oksigen terlarut pun lebih melimpah.

 

Smart Farming

Teknologi lainnya ialah menerapkan Internet of Things pada KJA dengan menyisipkan sensor-sensor pintar ke dalam jaring yang dapat dipantau secara otomatis dan real-time. Ini tentu sangat memudahkan pembudidaya terutama untuk mendeteksi adanya masalah terkait kualitas air dan kesehatan komoditi.

 

Selain itu, KJA juga bisa dilengkapi dengan automatic feeder atau mesin pakan otomatis yang bisa diatur jadwal dan dosis pemberiannya. Bahkan, teknologi terbaru saat ini memungkinkan alat mendeteksi perilaku lapar ikan, jadi jika ikan menunjukkan tanda sudah kenyang (berhenti bergerak agresif) maka mesin akan otomatis berhenti, sehingga pakan tidak ada yang terbuang percuma.

 

Keberlanjutan dan Solusi Lingkungan 

Selama ini, KJA banyak dikritik karena dianggap menimbulkan sedimentasi dan pencemaran air. Untuk mengatasi permasalah tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menciptakan sebuah inovasi yang disebut KJA SMART.

 

Sistem ini menggunakan jaring berlapis dan penampung sisa pakan serta kotoran ikan di bagian bawah. Dengan demikian, limbah hasil budidaya bisa akan lebih mudah untuk disedot dan diolah. Hal ini akan mengurangi cemaran pada lingkungan sekitar perairan.

 

Energi Terbarukan

Untuk mengatasi permasalahan energi, KJA modern saat ini sudah banyak yang menggunakan panel surya terapung. Dengan alat itu, KJA tidak lagi mengandalkan listrik dari PLN, sehingga biaya listrik akan lebih hemat. Teknologi ini juga sangat mempermudah pembudidaya yang memasang KJA di tengah laut.

 

Kesimpulan 

Penerapan teknologi modern pada KJA saat ini sudah menjadi kebutuhan demi menjaga produksi perikanan tetap berjalan. Memang untuk biaya awalnya sangat tinggi, namun efisiensi operasional dan rendahnya angka kematian ikan bisa dinikmati untuk jangka panjang.



Baca Juga

bottom of page