top of page

KJA SMART, Inovasi Ramah Lingkungan Menuju Perikanan Zero Waste

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 1 hari yang lalu
  • 2 menit membaca

Perikanan budidaya selama ini sangat bergantung pada lahan darat, namun seiring berjalannya waktu lahan darat ini jumlahnya semakin berkurang. Sementara itu, permintaan produk perikanan semakin hari juga semakin meningkat.

 

Untuk memenuhi permintaan tersebut di tengah kelangkaan lahan darat, maka muncullah inovasi budidaya dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Sistem ini tidak butuh lahan di darat, karena langsung diterapkan di perairan terbuka, seperti laut, sungai, danau ataupun waduk.

 

Awalnya, KJA dapat meningkatkan produksi perikanan nasional, namun semakin lama digunakan, barulah muncul permasalahan baru, yaitu terjadinya pencemaran lingkungan perairan akibat penumpukan sisa pakan dan kotoran ikan. Sedimentasi limbah hasil budidaya tadi membuat air mengalami eutrofikasi, membuat nutrisi dalam air tak terkendali.

 

Berangkat dari masalah ini, kini muncul inovasi baru, yaitu KJA SMART yang mengandalkan manajemen air lewat resirkulasi dan tanaman.

 

Terhubung Dengan Akuaponik

Perbedaan KJA SMART dan KJA konvensional terletak pada struktur bangunannya. KJA SMART punya tiga lapisan yang saling terhubung satu sama lain.


ree

Sumber: kompas.id

 

Konsep dari Keramba Jaring Apung SMART ini ialah menghubungkan KJA konvensional dengan budidaya tanaman lewat sistem akuaponik. Nantinya, pada bagian bawah KJA akan dipasang tiga lapisan yang saling berhubung.

 

Lapisan paling atas akan digunakan sebagai ruang pakan dan pembatas, supaya sisa pakan tidak langsung menyebar ke perairan. Lapisan tengah akan menjadi tempat sirkulasi air dan udara, dan lapisan terakhir akan menjadi tempat penampungan sisa pakan dan kotoran ikan.

 

Pada lapisan akhir ini nantinya akan diberi saluran yang terhubung langsung dengan filter. Air akan dipompa ke atas menuju filter untuk dipisahkan partikel padatnya, sehingga air hasil filtrasi hanya akan mengandung nutrien tanpa kotoran padat. Air yang mengandung nutrien tadi akan dialirkan ke sistem akuaponik sebagai biofilter.

 

Tanaman yang digunakan sebagai biofilter adalah tanaman fitoremediasi, seperti vetiver (Chrysopogon zizanioides). Tanaman ini dapat menyerap dan mengurai polutan organik serta logam berat yang tersisa dalam air budidaya.

 

Selanjutnya, air yang sudah disaring di biofilter kembali dialirkan ke filter fisik untuk dilakukan filtrasi lanjutan agar air kembali bersih dan bebas dari nutrien yang mungkin masih tersisa. Air yang sudah bersih akan dialirkan kembali ke dalam Keramba Jaring Apung. Resirkulasi air ini akan membuat perairan sekitar KJA tetap bersih dan tidak mencemari lingkungan sekitar.

 

Sudah Dilakukan Uji Coba

KJA SMART pertama kali diuji coba di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat dan menunjukkan hasil yang positif. Walaupun biaya transformasi KJA konvensional menjadi KJA SMART tidak murah, tapi para pembudidaya yang ada di sana cukup antusias menyambut inovasi ini.

 

Penutup

Dengan pemantauan dan pengembangan lebih lanjut, KJA SMART tidak hanya berpotensi meminimalkan dampak pencemaran nutrien, tetapi juga menjaga masa depan perairan dan mata pencaharian masyarakat sehingga tidak semakin suram.

bottom of page