Tips Efektif Meningkatkan Daya Tetas Artemia
- Redaktur: Audri Rianto
- 10 Okt
- 2 menit membaca
Artemia merupakan produk pakan alami untuk larva udang dan ikan yang sangat diminati. Penggunaan artemia dianggap sebagai langkah yang tepat, karena kandungan nutrisinya yang tinggi dapat memicu pertumbuhan larva lebih cepat.

Sumber: tempatbagi.com
Namun, artemia tidak bisa langsung digunakan, karena di dalam kemasan ia masih berbentuk telur. Artinya, pembudidaya harus menetaskannya terlebih dahulu sebelum diberikan sebagai pakan. Mengapa begitu? Karena larva udang atau ikan akan mendeteksi artemia sebagai pakan dengan mudah ketika ada pergerakan.
Penetasan artemia terbilang cukup mudah, namun masih banyak yang belum menguasainya dengan baik. Beberapa kasus menunjukkan artemia banyak yang tidak menetas. Berangkat dari permasalahan itu, kami akan memberikan beberapa tips efektif untuk meningkatkan daya tetas artemia.
Pemilihan Produk Artemia yang Tepat
Produk artemia yang digunakan berpengaruh terhadap daya tetasnya, maka pilihlah produk dari brand yang memberikan jaminan tetas hingga 80-90 persen. Kami juga menyediakan beberapa produk artemia berkualitas dengan daya tetas tinggi yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan.
Kondisi Lingkungan
Daya tetas artemia sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat ia ditetaskan. Penyesuaian lingkungan terhadap media tetas yang bisa dilakukan ialah mengatur pH kisaran 8-8,5 , suhu air 28-30o, salinitas 30-40 ppt dan oksigen terlarut. Untuk itu, hatchery harus memiliki alat pantau air yang lengkap, seperti pH meter, termometer dan salinity refractometer.
Dekapsulasi
Setelah wadah tetas diatur dengan optimal, maka langkah selanjutnya ialah melakukan dekapsulasi. Langkah ini sering sekali dilewatkan karena dianggap memakan waktu. Padahal langkah ini penting untuk dilakukan demi meningkatkan daya tetas artemia.
Jadi, apa itu dekapsulasi? Dekapsulasi adalah proses penghilangan cangkang luar artemia dengan larutan hipoklorit dengan tujuan agar artemia lebih mudah untuk ditetaskan. Cara dekapsulasi cukup mudah, pertama tuangkan artemia pada kain saringan yang rapat dan tempatkan di atas wadah kosong.
Lalu, siapkan larutan hipoklorit di wadah yang berbeda, yaitu dengan mencampurkan kaporit 20 gram/liter air dan soda api 10 gram/liter air. Beri aerasi secukupnya agar kedua senyawa tercampur rata dalam air.
Kemudian, siramkan larutan ke artemia yang ada di saringan secara perlahan, sedikit demi sedikit. Lakukan tahap ini sampai artemia berubah warna, dari cokelat menjadi oranye.
Perubahan warna ini merupakan tanda bahwa dekapsulasi sudah berhasil dilakukan. Ketika warna artemia sudah berubah oranye, bilaslah dengan air bersih hingga busa dan bau kaporit hilang.
Kepadatan yang Terjaga
Setelah dekapsulasi, maka artemia sudah bisa ditetaskan di wadah tetas. Untuk cara penetasannya, bisa Anda baca di sini.
Saat melakukan penetasan, hal yang perlu diperhatikan ialah menjaga kepadatan artemia, karena ketika artemia yang ditetaskan terlalu banyak dan tidak sebanding dengan wadah yang digunakan, maka ada kemungkinan persentase artemia yang gagal menetas menjadi tinggi. Untuk kepadatan yang direkomendasikan ialah 2 sampai 5 gram per liter.
Baca Juga




Komentar