Cara Menetaskan dan Memanen Artemia dengan Optimal
- Redaktur: Audri Rianto
- 6 hari yang lalu
- 2 menit membaca
Artemia sudah sangat dikenal di kalangan pembudidaya ikan maupun udang sebagai sumber pakan alami untuk larva ikan dan udang. Pemilihan artemia untuk pakan tidak lepas dari kandungan nutrisinya yang tinggi, seperti protein dan asam amino.

Sumber: isw.co.id
Artemia yang dijual di toko perikanan umumnya masih berbentuk telur yang dikemas dalam wadah kaleng. Jika masih dalam bentuk telur, artemia belum bisa diberikan pada larva ikan maupun udang.
Dibutuhkan proses penetasan terlebih dahulu sebelum artemia diberikan kepada larva, namun masih banyak pembudidaya yang paham cara menetaskan artemia dengan optimal, dan artikel ini akan memaparkannya untuk Anda.
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Sebelum memulai penetasan artemia, sebaiknya siapkan dahulu alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti wadah penetasan yang dilengkapi dengan keran untuk saluran keluar air di bawah, aerator untuk suplai oksigen, air bersalinitas, dan produk artemia unggulan.
Kondisi Ideal untuk Menetaskan Artemia
Untuk menetaskan artemia dengan optimal dibutuhkan kondisi lingkungan yang ideal, untuk itu lakukanlah persiapan media dengan baik. Pastikan air yang digunakan memiliki salinitas 30-40 ppt, bisa didapatkan dari air laut ataupun air tawar yang diberi garam ikan. Kemudian beri aerasi secukupnya namun merata untuk suplai oksigen bagi artemia.
Artemia merupakan organisme yang sangat tertarik dengan cahaya, jadi untuk memudahkan pemanenan nantinya sebaiknya gunakanlah wadah yang sudah dimodifikasi, ¾ bagiannya ditutupi dan sisakan ¼ bagian di bawah tetap transparan. Tujuannya ialah untuk memancing artemia berenang ke arah saluran pembuangan, jadi pada waktu panen artemia akan lebih mudah dikeluarkan.
Tahap Penetasan
Langkah pertama, isi wadah yang sudah disipkan dengan air bersalinitas 30-40 ppt. Pengisian air jangan terlalu penuh, karena ketika aerator diaktifkan bisa membuat air keluar dari wadah. Selanjutnya aktifkan aerator untuk menyuplai oksigen di dalam wadah.
Sesudah itu, masukkan secara perlahan telur artemia ke dalam wadah tersebut dalam keadaan aerator menyala. Setelah artemia dimasukkan, maka biarkanlah selama 24 jam maka artemia akan menetas dengan sendirinya.
Keesokan harinya, artemia yang sudah menetas bisa langsung dipanen, namun sebelumnya matikan aerator dan tutuplah bagian atas wadah untuk menghalau cahaya.
Ketika tidak ada cahaya, artemia akan berenang ke bawah menuju cahaya yang masuk melalui bagian bawah wadah yang dibiarkan transparan tadi dan meninggalkan sisa cangkangnya mengapung di permukaan air.
Pemanenan
Artemia yang sudah mengumpul di bagian bawah wadah tinggal dikeluarkan melalui keran saluran pembuangan dan ditampung menggunakan jaring rapat. Sembari memanen, siapkan wadah penampungan yang diisi dengan air bersalinitas yang diberi aerasi untuk menampung artemia yang sudah dipanen.
Setelah artemia sudah dipanen semuanya dan ditempatkan ke wadah penampungan baru, maka artemia sudah bisa diberikan ke larva ikan maupun udang.
Baca Juga
Komentar