Tambak Tradisional Plus: Minim Modal, Untung Maksimal
- Redaktur: Audri Rianto
- 13 jam yang lalu
- 2 menit membaca
Ekspor perikanan Indonesia masih didominasi oleh udang, maka dari itu minat masyarakat akan usaha ini masih sangat tinggi. Kebanyakan petambak, terutama yang baru terjun ke dunia budidaya udang cenderung menggunakan sistem tradisional.

Sumber: efishery.com
Pemilihan sistem tradisional ini karena dianggap lebih hemat anggaran dan pengerjaannya lebih mudah. Sayangnya, sistem budidaya tradisional banyak menghadapi tantangan, sebut saja perubahan iklim yang dapat menurunkan hasil panen.
Berangkat dari keresahan tersebut, lahirlah sistem budidaya tradisional plus dengan konsep penggabungan antara budidaya sistem tradisional dan sistem sederhana. Budidaya sistem tradisional plus ini masih mempertahankan praktik tradisionalnya, seperti pemanfaatan pasang surut air, minim penggunaan bahan kimia, serta menggunakan pakan alami.
Namun, tetap diberi sedikit sentuhan teknologi seperti penambahan petak tandon air 30%, penerapan biosekuriti, memantau kualitas air secara rutin dengan alat ukur, serta pemberian pakan tambahan dengan nutrisi seimbang.
Keunggulan Tambak Tradisional Plus
Tambak dengan metode tradisional plus ini punya keunggulan yang tidak dimiliki oleh tambak metode lain, seperti:
Ramah Lingkungan
Mengapa tambak tradisional plus lebih ramah lingkungan? Karena pada praktiknya, metode ini sebagian besar menggunakan pakan alami yang tidak menimbulkan limbah organik berlebih serta tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga ekosistem sekitar tambak juga tidak akan terganggu.
Produktivitas Lebih Baik
Bila dibandingkan dengan tambak tradisional biasa, tambak tradisional plus ini akan memiliki produktivitas yang lebih baik, karena tambak ini masih menggunakan pakan pabrikan dengan nutrisi seimbang sebagai pakan tambahan, sehingga udang akan mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh dengan baik.
Efisiensi Harga
Karena memakai teknologi sederhana, tambak ini tidak membutuhkan biaya produksi tinggi, sehingga dapat mengurangi pengeluaran petambak. Biaya produksi yang rendah juga akan meningkatkan margin keuntungan.
Risiko Kerugian Kecil
Tambak tradisional plus ini memiliki padat tebar yang relatif rendah, sehingga penyebaran penyakit dan pengendaliannya dapat dikontrol dengan mudah. Udang menjadi lebih sehat dan tidak gampang mati.
Pengelolaan Lebih Mudah
Tidak seperti tambak intensif yang memerlukan banyak orang untuk mengontrol dan memantau, tambak sederhana plus ini hanya memerlukan dua atau tiga orang saja. Bahkan, kegiatan harian budi daya bisa dilakukan tanpa alat.
Kendala dalam Menerapkan Tambak Tradisional Plus
Fluktuasi Kualitas Air
Tambak tradisional plus cenderung tidak menggunakan kincir dan hanya berpedoman pada kondisi alam, sehingga kualitas air mudah mengalami fluktuasi. Selama cuaca dalam keadaan stabil, kualitas air juga akan stabil.
Penyakit Tidak Cepat Terdeteksi
Sistem pemantauan pada tambak tradisional plus tergolong minim, sehingga sebaran penyakit tidak cepat terdeteksi sebelum udang benar-benar memunculkan gejala. Untuk itu, petambak harus memiliki kepekaan tinggi dalam melihat perilaku udang.
Produktivitas Rendah
Padat tebar yang rendah dibandingkan dengan tambak intensif tentu berpengaruh terhadap hasil panennya. Untuk itu, diperlukan manajemen biaya yang cermat untuk tetap mendapatkan keuntungan.
Baca Juga