top of page

5 Cara Efektif Mengatasi Titik Mati pada Tambak Udang

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 6 Agu
  • 2 menit membaca

Titik mati pada tambak udang merujuk pada keadaan di mana suatu area dari petakan tambak tidak teraerasi dengan baik, sehingga menyebabkan penurunan kadar oksigen yang konstan. Titik mati tidak bisa dianggap remeh, karena lambat laun titik mati bisa memicu penumpukan bahan organik yang menghasilkan gas beracun.


ree

 

Penanganan yang tepat sasaran diperlukan ketika tambak yang Anda kelola menunjukkan adanya tanda-tanda terbentuknya titik mati. Berikut ini 5 cara yang dianggap sangat efektif untuk mencegah titik mati muncul.

 

1) Optimalkan Penempatan Kincir Air

Penyebab utama titik mati ialah aerasi yang tidak maksimal, maka dari itu tindakan pencegahan yang pertama harus dilakukan ialah mengoptimalkan penempatan aerator. Pada tambak udang, aerator yang paling umum digunakan ialah kincir air.

 

Tempatkan kincir air searah jarum jam demi mendapatkan pusaran air yang konsisten. Arus air yang memutar akan menghasilkan oksigen yang lebih merata serta pengadukan bahan organik juga lebih baik. Pusaran air akan memaksa bahan organik mengarah ke saluran pembuangan, sehingga kotoran lebih mudah dibuang dan tidak banyak mengendap di dasar tambak.

 

Pastikan juga pada bagian sudut tambak diberi aerator, karena pada area tersebut seringnya sirkulasi air tidak bisa masuk dengan baik dan rawan menjadi titik mati.

 

2) Perhatikan Desain Petakan Tambak

Tambak udang seringnya menggunakan desain persegi panjang, karena dengan desain ini, penggunaan lahan bisa lebih maksimal. Namun, harus diperhatikan bahwa titik mati seringnya terbentuk di sudut-sudut tambak, maka buatlah bagian sudut tambak lebih membulat. Tujuannya ialah agar sirkulasi dapat menjangkau area tersebut dengan lebih baik.

 

3) Lakukan Siphon Teratur

Penyiphonan harus dilakukan secara rutin demi menghindari penumpukan lumpur dan bahan organik di dasar tambak. Anda bisa memfokuskan penyiphonan pada area-area yang rawan terbentuk titik mati, seperti pada sudut-sudut dan bagian tengah kolam.

 

4) Gunakan Probiotik

Mengaplikasikan probiotik pada tambak saat ini merupakan sebuah keharusan guna mempercepat penguraian bahan organik. Carilah probiotik yang dapat beradaptasi dengan kondisi aerob dan aerob, sehingga ia mampu menguraikan bahan organik dengan lebih efisien.

 

5) Monitoring Kualitas Air Secara Berkala

Pemantauan kualitas air, seperti kadar oksigen, kandungan amonia dan tingkat kekeruhan sangat dianjurkan untuk mendeteksi keberadaan titik mati pada tambak. Jika Anda melihat adanya penurunan oksigen secara signifikan disertai dengan peningkatan kadar amonia, maka Anda patut waspada, sebab keduanya merupakan tanda dari awal mula terbentuknya titik mati.

 

Kesimpulan

Untuk mengatasi titik mati, petambak tidak bisa hanya berkutat pada pemaksimalan aerasi saja, diperlukan kombinasi manajemen sirkulasi air, seperti penentuan jumlah dan penempatan kincir,  kebersihan dasar tambak dengan penyiphonan rutin, serta pengendalian bahan organik dengan pengaplikasian probiotik. Penerapan lima langkah di atas secara konsisten, akan membantu menurunkan risiko kemunculan titik mati secara maksimal.



Baca Juga

 

Comentários


bottom of page