Penyebab Kematian Udang pada Fase Awal Budidaya
- Redaktur: Audri Rianto
- 12 Agu
- 2 menit membaca
Tantangan dalam membudidayakan udang dimulai dari fase awal pembesaran. Ketika benur pertama kali ditebar ke dalam kolam tambak, benur akan melakukan adaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan barunya. Jika adaptasi gagal, tentu akan banyak benur yang mati.

Sumber: aquaconnect.tumblr.com
Fase awal budidaya merupakan fase yang sangat berhubungan dengan survival rate udang. Untuk itu, petambak harus memahami apa saja kemungkinan-kemungkinan yang bisa membuat benur udang mati pada fase awal budidaya.
Kualitas Air Tidak Stabil
Pentingnya menjaga kestabilan kondisi air tambak pada fase awal budidaya ialah agar benur dapat beradaptasi dengan mudah. Kestabilan kualitas air dapat dicapai ketika semua parameter dalam keadaan optimal. Kadar oksigen jangan sampai di bawah 4 ppm, atur pH tetap pada kisaran 7,5-8,5, suhu tidak boleh melewati 30oC dan pastikan tingkat toksisitas amonia rendah.
Perlu diingat bahwa air yang kualitasnya tidak diperhatikan dengan baik, akan sangat mudah membuat udang stres, terutama pada fase awal budidaya. Benur yang masih dalam tahap penyesuaian lingkungan, namun langsung mengalami stres osmotik, tentu akan lebih mudah mati.
Infeksi Penyakit
Hati-hati dengan penyakit Early Mortality Syndrome (EMS), karena penyakit ini mengintai udang pada fase awal budidaya. Penyebab dari penyakit ini ialah bakteri Vibrio parahaemolyticus yang langsung menyerang organ hepatopankreas.
Salah satu pemicu munculnya bakteri ini ialah kepadatan penebaran yang terlalu tinggi disertai dengan manajemen air yang buruk. Sekali udang mengalami infeksi penyakit ini, maka siap-siap udang bisa mati 100%.
Untuk itu, perhitungkan kepadatan penebaran dengan bijak, sesuaikan dengan kapasitas kolam. Jangan hanya menuruti ego untuk mendapatkan keuntungan lebih, tapi pada akhirnya malah jadi merugi.
Pemberian Pakan yang Tidak Tepat
Pada fase awal, udang membutuhkan pakan bergizi, gampang dicerna, serta berukuran kecil. Jadi, jangan sampai memberikan pakan yang salah ukurannya, karena pakan bisa tidak dimakan dan terbuang percuma. Hasilnya bukan udang yang membesar, tapi penumpukan limbah organik yang semakin tak terkendali.
Proses Penebaran yang Asal-asalan
Menebar benur pada tambak membutuhkan pengetahuan. Benur tidak boleh asal tebar, karena bisa memicu stres akut dan membuatnya gampang sakit. Sebelum menebar benur, lakukanlah aklimatisasi terlebih dahulu, agar udang bisa menyesuaikan suhu air. Dilarang menebar benur di siang hari, karena sudah pasti suhunya terlalu tinggi, dan pastikan tidak ada guncangan yang berlebih.
Kualitas Benur yang Buruk
Terkadang, setelah semuanya dipersiapkan dengan baik, kualitas air dijaga, bakteri penyakit juga tidak terindikasi ada pada tambak dan proses penebaran sudah dilakukan dengan benar. Tapi, ketika sudah ditebar ke dalam tambak, malah banyak yang mati. Jika itu terjadi, maka bisa dipastikan bahwa benur yang digunakan kualitasnya sangat buruk.
Benur dengan kualitas buruk sebenarnya dapat dilihat dari fisik dan perilakunya. Jika dilihat bentuk fisiknya, biasanya ada bagian tubuh yang tidak lengkap atau cacat, warna kulitnya pucat, gerakan lambat seperti tidak sehat dan tidak memiliki respon yang baik.
Maka dari itu, petambak harus benar-benar membeli benur dari hatchery terpercaya dan memiliki sertifikat SPF (Specific Pathogen Free) untuk memastikan bahwa benur benar-benar sehat.
Baca Juga
Commentaires