3 Area pada Tambak yang Rawan Menjadi Titik Mati
- Redaktur: Audri Rianto
- 8 Agu
- 2 menit membaca
Semua jenis tambak, baik tradisional maupun intensif tetap rentan mengalami pembentukan titik mati, yaitu zona dengan kadar oksigen yang terlalu rendah. Keberadaan titik mati akan menjadi bencana bagi petambak apabila tidak diperlakukan dengan serius.

Sumber: globalseafood.org
Setidaknya ada 3 area yang sangat rawan menjadi titik mati dan petambak wajib mengetahuinya guna mempersiapkan langkah pencegahan dengan lebih baik. Berikut ini ketiga area yang dimaksud.
1) Sudut-sudut Tambak
Area pertama yang paling sering membentuk titik mati ialah sudut-sudut tambak yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Mengapa area tersebut bisa menjadi rawan? Karena sudut kolam yang lancip sering kali tidak tersentuh oleh arus air dari kincir. Sirkulasi yang tidak mencapai titik ini yang kemudian membuatnya rawan menjadi tempat penumpukan limbah organik.
Limbah yang menumpuk ini kemudian menciptakan kondisi anaerob, penguraian tanpa oksigen yang menghasilkan gas beracun. Oksigen yang sedari awal sudah minim, ditambah dengan penguraian anaerob tentu akan menjadi kombo yang mematikan bagi udang.
Untuk mengatasi hal ini, petambak sebaiknya mengubah bentuk sudut kolam menjadi lebih membulat, sehingga sirkulasi air akan mengaliri lokasi itu dengan lebih baik. Kadar oksigen akan lebih terjaga, limbah organik juga tidak akan menumpuk secara konstan.
2) Tengah Tambak
Selain sudut kolam, area tengah juga termasuk tempat yang rawan menjadi titik mati. Ketika kincir menghasilkan arus memutar, memang bagian tengah tambak sering tidak terjangkau arus yang kuat. Situasi demikian sebenarnya cukup sering ditemukan pada tambak udang, karena di bagian tengah tambak memang sengaja dirancang menjadi tempat mengumpulkan limbah organik.
Untuk itu, tambak yang baik harus memiliki central drain, sehingga limbah organik yang sudah terkumpul di tengah tambak dapat dengan mudah dibuang langsung ke luar. Untuk lebih maksimal, kombinasikan central drain dengan saluran siphon, sehingga pembersihan limbah akan lebih baik dan titik mati akan mustahil terbentuk.
3) Zona Pakan
Zona pakan sering menjadi lokasi terbentuknya titik mati karena zona pakan sering menjadi tempat mengumpulnya limbah berupa sisa pakan. Maka dari itu, dalam memberikan pakan, petambak harus mengetahui secara pasti berapa kebutuhan udang, sehingga pakan yang diberikan tidak berlebihan. Selain itu, hindari memberikan pakan pada lokasi yang terlalu dekat dengan kincir, karena akan membuat pakan terbawa arus air yang akhirnya menjadi tidak termakan.
Kesimpulan
Dari semua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa titik mati bisa terbentuk di tiga tempat tersebut karena berpotensi menjadi tempat menumpuknya limbah organik. Untuk itu, pencegahan paling efektif yang bisa dilakukan ialah dengan mengoptimalkan aerasi, memberikan pakan sesuai dengan yang dibutuhkan udang dan pada posisi yang tepat, serta melakukan pembuangan limbah organik dengan rutin melalui central drain dan siphon.
Baca Juga
Comments