top of page

Bagaimana Titik Mati Terbentuk di Tambak? Ini Penjelasannya

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 3 Agu
  • 2 menit membaca

Kondisi tambak sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya udang, maka dari itu harus selalu dijaga sestabil mungkin, jangan sampai ada titik mati yang terbentuk. Apa itu titik mati? Titik mati bisa dibilang sebagai area-area pada tambak yang kurang teraerasi, sehingga kadar oksigennya sangat rendah.

 

Apakah titik mati terbentuk hanya sebatas karena tidak teraerasi dengan baik? Jawabannya tidak. Ada beberapa proses hingga suatu area pada tambak menjadi titik mati. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa proses yang dimaksud.

 

Sirkulasi Air Tidak Merata

Proses utama dari terbentuknya titik mati ialah tidak mendapatkan aerasi yang baik. Aerasi yang tidak lancar akan membuat sirkulasi air tidak menjangkau semua petakan tambak, terutama pada bagian sudut-sudutnya yang kemudian membuat oksigen tidak sampai pada area tersebut.

 

Area-area yang tidak mendapat suplai oksigen dengan maksimal ini lama-kelamaan akan menjadi titik mati. Kekurangan oksigen akan membuat area tersebut menjadi area hipoksia yang sangat merugikan udang.

 

Menumpuknya Limbah Organik

Fungsi lain dari aerasi selain menyuplai oksigen ke dalam tambak ialah memastikan bahan-bahan organik yang ada tidak menumpuk di satu tempat. Gelombang air yang dihasilkan dari aerator akan berperan mengaduk semua bahan organik yang ada di tambak dan membuatnya terus bergerak, sehingga tidak sempat mengalami pengendapan.

 

Sayangnya, pada area seperti sudut tambak yang tidak terjangkau aerasi dengan baik akan menjadi tempat berkumpulnya bahan organik. Setelah mengumpul, bahan organik tadi akan mengendap di dasar dan mengalami dekomposisi secara anaerob.

 

Dekomposisi dan Gas Beracun

Bahan organik yang menumpuk akan terurai secara anaerob dan menghasilkan gas beracun seperti metan, amonia, dan hidrogen sulfida yang bau dan membahayakan. Walaupun pada awalnya gas-gas ini hanya ada di sekitaran sudut-sudut tambak, namun jika tidak ditangani dengan serius, gas-gas ini bisa menyebar ke seluruh petakan tambak yang akhirnya akan meracuni semua udang yang ada.

 

Dampak Negatif

Gas-gas beracun yang terbentuk dan terakumulasi akan membuat udang menjadi rentan stres. Ketika udang stres, maka ia tak akan mau makan dan pada akhirnya pertumbuhannya menjadi stagnan. Akumulasi gas beracun yang semakin pekat akan membuat tambak mengalami kondisi anaerob total, artinya kadar oksigen terlarut akan semakin menipis dan itu akan mengancam kehidupan udang secara menyeluruh.

 

Tindakan Pencegahan

Untuk mencegah semua itu terjadi, maka Anda bisa memulainya dengan memodifikasi bentuk tambak yang Anda miliki. Hindari tambak dengan sudut yang lancip, apabila sudah terlanjur baiknya ubah bentuk sudut menjadi lebih membulat.

 

Selanjutnya tambahkan aerator di dekat area yang rawan menjadi titik mati, yaitu sudut-sudut tambak. Anda bisa mencoba jet aerator yang dikenal dapat menghasilkan gelembung oksigen dalam jumlah banyak dan konsisten. Produk jet aerator yang sudah teruji dan sampai saat ini telah digunakan oleh banyak petambak di seluruh Indonesia ialah Air Jet Aerator Olimpia.

Komentar


bottom of page