Dampak Titik Mati Terhadap Produkvitas Tambak
- Redaktur: Audri Rianto
- 5 Agu
- 2 menit membaca
Titik mati pada tambak merupakan istilah dari area pada tambak yang tidak mendapatkan suplai oksigen dengan baik, sehingga kadar oksigennya sangat rendah. Oksigen yang kurang tentu akan membahayakan udang dan membuat lingkungan tambak tidak kondusif. Lantas, apa pengaruhnya terhadap produktivitas tambak? Berikut ini ulasan singkatnya.

Sumber: seafoodsource.com
Efek Samping Titik Mati
Sebelumnya, kita harus mengetahui apa saja efek samping dari titik mati bagi tambak. Pada dasarnya titik mati ini merupakan area yang tidak dilewati oleh sirkulasi air, sehingga air yang ada pada area tersebut lebih tenang dibandingkan dengan area lain pada petakan tambak.
Air yang tenang ini menandakan bahwa area tersebut tidak mendapatkan oksigen dengan maksimal, maka kadar oksigennya sangat minim. Keadaan air yang tenang ini juga akan menjadi tempat penumpukan bahan organik, sehingga penguraian secara anaerob sudah pasti akan terjadi di sana.
Penguraian anaerob akan terus berjalan selama bahan organik terus terakumulasi di sana, sehingga produksi gas beracun akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Penanganan yang tidak dilakukan sesegera mungkin akan membuat tambak didominasi oleh gas beracun seperti metan, hidrogen sulfida, dan amonia yang sangat mengancam kehidupan udang.
Dampak Terhadap Produktivitas Tambak
1) Kualitas Air Memburuk
Ketika gas beracun sudah mendominasi tambak, maka hal pertama yang akan terjadi ialah kualitas air akan terus memburuk. Apabila tambak memiliki kadar amonia di atas batas normal, maka airnya akan menjadi lebih keruh dan berwarna kehijauan serta mengeluarkan bau yang menyengat. Kadar oksigen pada air dengan toksisitas tinggi juga sangat rendah, dan bisa dikatakan tidak layak untuk udang hidup normal.
2) Pertumbuhan Tidak Merata
Air keruh, bau menyengat, oksigen minim serta penuh dengan gas beracun akan meningkatkan stres pada udang hingga titik akut, dan berujung pada menurunnya nafsu makan. Pakan yang diberikan juga akan terlihat tidak disentuh sama sekali dan akan ada banyak sisa pakan yang mengambang di air.
Ketika nafsu makan udang semakin turun, maka efeknya adalah pertumbuhannya akan terganggu. Udang kebanyakan tidak mau besar, sehingga ukurannya menjadi tidak merata. Ukuran udang yang tidak konsisten tentu akan mempengaruhi nilai jualnya.
3) Survival Rate Rendah
Lingkungan tambak yang buruk, penuh dengan gas beracun akan membuat banyak udang mati mendadak. Jika sudah begini, mau tak mau petambak harus melakukan panen darurat. Hasil panennya tentu tidak akan sesuai dengan yang diharapkan atau cenderung merugi. Bahkan, bisa dikatakan sebagai keadaan gagal panen.
4) Biaya Produksi Meningkat
Untuk mengatasi kualitas air yang semakin buruk, petambak harus rela mengeluarkan biaya lebih untuk menambah aerator, pengaplikasian probiotik, dan pengangkatan lumpur. Biaya produksi yang tinggi tentu akan mengurangi potensi keuntungan.
Kesimpulan
Titik mati merupakan ancaman nyata bagi petambak, karena berpengaruh langsung terhadap produktivitas tambak. Jika sudah muncul tanda-tanda terbentuknya titik mati, maka sebaiknya segera lakukan penanganan, karena dalam jangka panjang, titik mati akan membuat tambak berpotensi gagal panen.
Baca Juga
Comments