top of page

Risiko Kesehatan Udang Akibat Kepadatan Tebar yang Terlalu Tinggi

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 23 Jun
  • 2 menit membaca

Kepadatan tebar termasuk salah satu variabel paling krusial dalam budidaya udang. Keinginan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi kerap mendorong petambak menebar benur dalam jumlah besar. Namun, kepadatan yang terlalu tinggi ternyata tidak selalu sejalan dengan keberhasilan budidaya.


Sumber: gdm.id

 

Justru, kondisi ini kerap dikaitkan dengan peningkatan stres, penurunan kualitas lingkungan, serta meledaknya berbagai penyakit yang mengancam kesehatan udang. Mengetahui risiko kesehatan akibat kepadatan tebar yang berlebihan adalah kunci untuk menjaga produktivitas tambak.

 

Dampak Langsung pada Udang

  1. Stres Fisiologis

    Udang yang dipelihara dalam lingkungan yang padat akan mengalami tekanan fisik dan sosial. Kompetisi untuk mendapatkan oksigen, ruang gerak, dan pakan meningkat, menyebabkan stres kronis yang dapat menurunkan imunitas udang.

  2. Perubahan Perilaku

    Saat kepadatan terlalu tinggi, udang akan mengalami perubahan perilaku menjadi lebih agresif. Udang menjadi lebih sering bertabrakan atau saling menyerang, sehingga mengakibatkan luka pada tubuh mereka. Luka ini nantinya akan menjadi jalan masuknya infeksi dan penyebaran penyakit.

  3. Pertumbuhan Tidak Merata

    Ketika ketersediaan pakan dan ruang gerak semakin terbatas, udang yang lebih dominan cenderung tumbuh lebih cepat, sedangkan udang lainnya mengalami keterlambatan pertumbuhan. Hal ini berdampak pada bentuk dan ukuran tubuh yang tidak seragam, sehingga menyulitkan manajemen panen.

 

Penurunan Kualitas Air dan Lingkungan

Kepadatan tinggi mempercepat akumulasi limbah organik, baik dari sisa pakan, feses, maupun ekskresi udang. Beberapa dampak yang akan ditimbulkan akibat kondisi tersebut:

  • Akumulasi limbah yang berlebih akan memicu produksi amonia dan nitrit yang tak terkendali, sehingga sangat berpotensi meracuni udang

  • Penurunan kadar oksigen terlarut (DO)

  • Fluktuasi pH dan suhu lebih ekstrem

 

Kondisi air yang tidak stabil dapat memperburuk kesehatan udang dan menjadikan tambak sebagai lingkungan yang ideal bagi patogen seperti Vibrio spp., virus WSSV (White Spot Syndrome Virus), atau AHPND/EMS (Early Mortality Syndrome).

 

Strategi Pencegahan

  1. Tentukan Kepadatan Berdasarkan Kapasitas Sistem Tambak

    Petambak tidak boleh serakah dan hanya berfokus pada tingkat produksi yang tinggi. Sesuaikan jumlah benur dengan sistem aerasi, manajemen air, dan kapasitas volume tambak.

  2. Manajemen Pakan yang Efisien

    Selanjutnya, hindari overfeeding yang memicu produksi limbah berlebih serta gunakan feeding tray untuk mengontrol sisa pakan.

  3. Penerapan Probiotik

    Penggunaan probiotik dalam tambak sangat dianjurkan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan mencegah pertumbuhan patogen.

  4. Pantau Kualitas Air Harian

    Petambak sebaiknya tidak malas untuk melakukan pengukuran DO, amonia, pH, dan suhu secara rutin agar tanda-tanda penurunan kualitas air bisa diatasi lebih awal.

 

Kesimpulan

Meskipun menebar benur dalam jumlah banyak terlihat menguntungkan secara produksi, tanpa penyesuaian terhadap kapasitas tambak dan sistem pengelolaan yang tepat, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan udang. Karena itu, pengaturan kepadatan tebar yang ideal menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan udang yang sehat.



Baca Juga

Kommentare


bottom of page