top of page

Penyesuaian Salinitas Saat Aklimatisasi Benur Udang

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 17 Jun
  • 2 menit membaca

Penebaran benur merupakan tahap awal budidaya udang, bisa dikatakan bahwa di tahap ini kita bisa melihat apakah budidaya akan sukses ke depannya atau tidak. Menebar benur membutuhkan ketelitian, karena di sinilah petambak harus paham mengenai aklimatisasi atau cara untuk menyesuaikan benur dengan lingkungan barunya.


Sumber: aribamasamsun

 

Pada proses ini, penyesuaian salinitas sangat penting dilakukan, karena proses ini menyangkut pada tingkat stres dan kelangsungan hidup (survival rate) udang di masa yang akan datang.

 

Apa Itu Aklimatisasi Benur?

Aklimatisasi adalah proses penyesuaian benur terhadap kondisi lingkungan tambak. Dilakukannya proses ini ialah untuk mencegah terjadinya stres stres akibat perubahan suhu, pH, dan salinitas.

 

Benur biasanya berasal dari hatchery (tempat pembenihan) dengan salinitas tinggi (20–35 ppt), sedangkan tambak budidaya, terutama yang menggunakan air payau atau tawar, bisa memiliki salinitas yang jauh lebih rendah (10–25 ppt). Perbedaan inilah yang menuntut proses adaptasi secara bertahap dan terkontrol.

 

Dampak Perubahan Salinitas yang Mendadak

Kita tahu bahwa perubahan salinitas yang drastis dan mendadak sangat membahayakan udang, karena dapat menyebabkan hal-hal berikut:

  • Stres osmotik: Benur tidak mampu menyesuaikan tekanan osmotik tubuh dengan lingkungan.

  • Kerusakan organ dalam: Stres yang terjadi akan berlanjut pada kerusakan organ, terutama insang dan sistem osmoregulasi.

  • Penurunan kekebalan tubuh: Imunitas udang akan menurun dan meningkatkan risiko serangan penyakit.

  • Kematian massal: Jika perbedaan salinitas terlalu tinggi tanpa adaptasi secara terus-menerus, maka bisa saja benur akan mati massal.

 

Cara Melakukan Penyesuaian Salinitas yang Benar

Berikut adalah langkah-langkah penyesuaian salinitas saat aklimatisasi benur udang:

1. Ukur Salinitas Awal dan Tambak

Pastikan Anda tahu angka pasti salinitas pada hatchery dan tambak. Perbedaan yang ideal untuk diturunkan per jamnya adalah sekitar 1–2 ppt, tergantung pada toleransi benur.


2. Gunakan Wadah Aklimatisasi

Tempatkan benur di dalam wadah seperti bak fiber atau plastik bening yang diisi air dari hatchery. Selanjutnya, masukkan wadah yang berisi benur tadi ke dalam tambak.


3. Masukkan Air Tambak Secara Bertahap

Tambahkan air dari tambak ke dalam wadah secara perlahan, misalnya setiap 15–30 menit. Proses ini bisa memakan waktu 2–6 jam tergantung pada selisih salinitas.


4. Tebar Benur

Ketika proses selesai dan benur dirasa sudah beradaptasi, maka selanjutnya benur bisa langsung di tebar ke dalam tambak.


5. Pantau Suhu dan pH

Jaga suhu tetap stabil (28–30°C) dan pH dalam kisaran ideal (7.5–8.5). Hindari kombinasi perubahan salinitas dan pH yang ekstrem.


6. Lakukan Sampling

Benur yang sehat bisa dilihat dari aktivitas dan cara ia berenang. Benur yang sehat umumnya menunjukkan aktivitas berenang yang tinggi, baik dengan mengikuti aliran air maupun bergerak melawannya, dan jarang terlihat diam.


Kesimpulan

Penyesuaian salinitas saat aklimatisasi benur udang adalah langkah vital untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal. Aklimatisasi yang baik bukan hanya soal menghindari kematian dini, tapi juga investasi jangka panjang terhadap kualitas udang yang akan dibudidayakan. Dengan pemahaman dan pelaksanaan prosedur yang benar, para pembudidaya bisa meminimalkan risiko dan memaksimalkan hasil panen.



Baca Juga

Comments


bottom of page