Peran Bahan Organik dalam Menurunnya Oksigen Terlarut di Tambak
- Redaktur: Audri Rianto
- 30 Mei
- 2 menit membaca
Udang merupakan makhluk air yang membutuhkan oksigen untuk bernapas, itulah mengapa oksigen terlarut dalam tambak merupakan parameter penting yang harus dijaga kestabilannya. Ada banyak faktor yang dapat menurunkan kadar oksigen di dalam tambak, dan salah satunya ialah karena akumulasi bahan organik yang berlebihan.

Sumber: idhsustainabletrade.com
Artikel ini akan membahas mengenai bagaimana bahan organik berperan dalam menurunkan kadar oksigen terlarut pada tambak sehingga membuat udang mengalami stres lingkungan.
Apa itu Bahan Organik di Tambak?
Bahan organik yang dimaksud dalam tambak udang merupakan bahan sisa yang tak terpakai dan terkumpul selama proses budidaya, contohnya sisa pakan yang tidak dimakan, kotoran udang, cangkang udang, hingga jasad plankton yang mati.
Bahan-bahan sisa ini nantinya akan terurai melalui proses alami yang melibatkan aktivitas mikroorganisme. Pengelolaan bahan organik yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan, termasuk penurunan kadar oksigen terlarut.
Bagaimana Bahan Organik Menurunkan DO?
1. Meningkatkan Aktivitas Mikroorganisme
Saat bahan organik menumpuk tak terkendali, maka mikroorganisme akan memecahnya melalui proses dekomposisi. Proses ini akan berlangsung secara aerobik, di mana mikroorganisme akan membutuhkan oksigen untuk bekerja. Semakin banyak bahan organik yang akan diuraikan, maka semakin tinggi pula konsumsi oksigennya, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kadar DO dalam air.
2. Meningkatkan BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah ukuran untuk jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik. Karena kadar bahan organik pada tambak terlalu tinggi, maka nilai BOD atau kebutuhan oksigen oleh mikroorganisme juga akan tinggi.
Secara sederhana bisa kita simpulkan bahwa meningkatnya BOD berbanding lurus dengan menurunnya kadar DO dalam tambak yang kemudian membuat organisme budidaya seperti udang akan mengalami stres karena kekurangan oksigen.
3. Pembentukan Sedimen Anaerob
Ketika bahan organik yang terlalu banyak tadi tidak bisa diuraikan dengan sempurna, maka sisa-sisa bahan organik yang tak terurai akan mengendap di dasar tambak dan membentuk lapisan lumpur.
Lumpur tadi kemudian menciptakan kondisi anaerob (tanpa oksigen), yang juga memicu bakteri anaerob untuk bekerja dan menghasilkan gas beracun seperti amonia, hidrogen sulfida, dan metana. Kemunculan gas-gas ini tidak hanya membahayakan udang, tetapi juga memperburuk kualitas air dan menghambat difusi oksigen.
4. Menghambat Fotosintesis
Kondisi lingkungan tambak yang semakin tak stabil akan langsung terlihat dari tampilan airnya. Air dengan kandungan bahan organik terlalu tinggi akan terlihat lebih keruh dan pekat, yang dapat mencegah penetrasi cahaya.
Akibat dari terhambatnya cahaya masuk ke dalam tambak, maka proses fotosintesis oleh fitoplankton juga akan terhenti, yang kemudian mengganggu produksi oksigen alami dalam tambak.
Kesimpulan
Nilai oksigen terlarut memang sangat dipengaruhi oleh kadar bahan organik yang ada dalam tambak. Oleh karena itu, manajemen bahan organik yang tepat sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem tambak dan mendukung keberhasilan budidaya.
Baca Juga
Comments