top of page

Manfaat dan Risiko Pemberian Pupuk Organik pada Tambak

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 29 Mei
  • 2 menit membaca

Pemupukan tidak hanya penting dalam sektor pertanian, tetapi juga memegang peran krusial dalam budidaya perikanan seperti tambak udang dan ikan. Proses ini merupakan tahapan awal yang esensial dalam mempersiapkan ekosistem perairan.



 

Pemupukan umumnya dilakukan dengan menggunakan pupuk pabrikan, namun harga pupuk pabrikan saat ini sudah cukup tinggi. Untuk menyiasati hal tersebut, pembudidaya biasanya menggunakan pupuk organik, karena selain harganya lebih murah, pupuk organik juga dinilai lebih ramah lingkungan.

 

Namun, seperti halnya metode lain, penggunaannya pupuk organik pada tambak juga tidak lepas dari risiko. Artikel ini akan membahas manfaat dan risiko dari pemberian pupuk organik pada tambak.

 

Manfaat Pupuk Organik

1. Menyuburkan Tanah dan Air Tambak

Sama seperti pupuk pabrikan, pupuk organik juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme tambak. Pengaplikasian pupuk organik dapat membantu memperbaiki struktur tanah dasar tambak serta menyeimbangkan pH air. Dengan demikian, lingkungan tambak akan lebih stabil untuk pertumbuhan dan perkembangan udang dan ikan.

 

2. Merangsang Pertumbuhan Plankton

Plankton merupakan mikroorganisme yang dibutuhkan dalam perairan tambak, untuk memicu pertumbuhannya bisa dilakukan dengan memberikan pupuk organik. Fitoplankton dan zooplankton berperan sebagai pakan alami udang selama fase awal budidaya. Tidak hanya itu, fitoplankton dengan kandungan klorofil juga dapat memproduksi oksigen di tambak melalui proses fotosintesis.  

 

3. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati

Pupuk organik membantu memperkaya keberadaan mikroorganisme alami seperti bakteri pengurai dan alga bermanfaat. Mikroba ini berperan dalam mendekomposisi sisa-sisa pakan, feses, dan bahan organik lain yang menumpuk di dasar tambak, sehingga membantu menjaga kualitas lingkungan tambak.

 

4. Ramah Lingkungan dan Ekonomis

Pupuk organik memiliki risiko pencemaran lingkungan yang lebih kecil dibandingkan pupuk kimia, serta lebih ekonomis dari segi harga. Selain itu, penggunaannya tidak menimbulkan residu berbahaya pada hasil panen.

 

Risiko Pupuk Organik

1. Akumulasi Bahan Organik

Jika pemberian pupuk organik tidak diikuti dengan pengelolaan air yang tepat, maka bahan organik bisa menumpuk di dasar tambak. Akumulasi bahan organik secara berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya gas-gas beracun seperti amonia (NH₃), hidrogen sulfida (H₂S), dan metana (CH₄).

 

2. Ledakan Alga

Pemberian pupuk organik pada tambak yang tidak tepat sebenarnya dapat memicu peningkatan nutrien pada tambak. Ketika pemberian pupuk tidak sesuai dosis anjuran, maka nutrien pada tambak menjadi berlebih yang kemudian memicu pertumbuhan alga secara tidak terkendali (algal bloom). Kondisi ini dapat menyebabkan fluktuasi oksigen terlarut ekstrem, terutama pada malam hari saat alga melakukan respirasi.

 

3. Potensi Penyebaran Patogen

Sebelum diaplikasikan, pastikan bahwa pupuk sudah benar-benar mengalami dekomposisi, karena jika pupuk belum terdekomposisi dengan baik atau istilahnya belum matang sempurna, maka pupuk rentan mengalami kontaminasi oleh patogen seperti bakteri dan virus.

 

4. Ketergantungan pada Kondisi Lingkungan

Efektivitas pupuk organik tergantung dari kondisi lingkungan, untuk itu pastikan bahwa tambak terletak pada tempat yang strategis, dengan sinar matahari yang cukup, suhu air dan sirkulasi yang optimal. Tanpa kondisi optimal, proses dekomposisi berjalan lambat dan manfaat pupuk bisa tidak maksimal.



Baca Juga


Comments


bottom of page