Pengaruh Bahan Organik Terhadap Serangan Penyakit pada Udang Vaname
- Redaktur: Audri Rianto
- 8 jam yang lalu
- 2 menit membaca
Udang vaname merupakan jenis udang yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat. Kepopulerannya itu ditandai dengan permintaannya yang stabil di pasar domestik maupun internasional. Permintaannya yang tak putus ini merupakan sebuah indikasi bahwa usaha budidaya udang vaname merupakan usaha yang menguntungkan.

Sumber: farmingpedia.com
Membudidayakan udang vaname bukanlah perkara yang mudah, sebab pembudidaya harus detail dalam memperhatikan lingkungannya. Manajemen kualitas air adalah hal paling utama dalam mewujudkan budidaya udang vaname yang sukses.
Ada beberapa parameter kualitas air yang betul-betul harus diperhatikan dan salah satu yang terpenting adalah kandungan bahan organik.
Tambak udang tak bisa lepas dari cemaran bahan organik, namun selama kadarnya tidak terlalu tinggi maka tidak akan membahayakan. Sayangnya, tidak semua pembudidaya mengerti cara melakukan pengelolaan bahan organik yang tepat, sehingga kadarnya menjadi berlebihan.
Ketika bahan organik yang ada pada tambak sudah terlalu tinggi kadarnya, maka dapat memicu munculnya patogen penyakit.
Sumber dan Jenis Bahan Organik
Sebelum membahas pengaruh bahan organik terhadap serangan penyakit pada udang, penting untuk terlebih dahulu memahami asal-usul bahan organik tersebut. Bahan organik pada tamak bisa muncul dari mana saja, namun yang paling utama ialah berasal dari kotoran udang, cangkang udang sisa molting, dan sisa pakan yang tidak termakan.
Sebenarnya bahan organik pada tambak tidaklah membahayakan, bahkan bisa menjadi sumber nutrien bagi mikroorganisme dan plankton yang ada di dalam tambak, apabila jumlah masih dalam batas normal. Namun, saat akumulasinya sudah berlebihan dan tak terkendali, maka kualitas air akan menurun dan menimbulkan berbagai masalah.
Dampak Negatif terhadap Kesehatan Udang
Normalnya bahan organik yang sudah terlalu tinggi kadarnya akan mengalami pembusukan secara aerobik dengan bantuan bakteri aerob yang membutuhkan oksigen untuk bekerja secara maksimal.
Karena bahan organik yang akan didekomposisi terlalu banyak jumlahnya, maka kebutuhan bakteri akan oksigen juga meningkat pesat. Akibat dari kondisi ini, oksigen terlarut yang ada di dalam tambak akan menurun secara drastis yang mengakibatkan udang mengalami stres.
Jumlah bahan organik yang terlalu banyak tadi tidak bisa didekomposisi secara maksimal sehingga terdapat sisa-sisa bahan organik yang tidak terurai mengendap di dasar tambak.
Endapan yang terjadi terus-menerus memicu penguraian secara anaerobik yang menghasilkan gas-gas beracun seperti amonia, hidrogen sulfida, dan metana.
Cemaran gas-gas tersebut dapat membuat udang mengalami kerusakan jaringan insang, menyebabkan stres akut dan menurunkan imunitas.
Kondisi lingkungan yang semakin tidak stabil inilah yang kemudian membuat udang vaname menjadi rentan terhadap serangan penyakit. Beberapa patogen mematikan seperti bakteri Vibrio, virus White Spot Syndrome, juga akan muncul dan siap menginfeksi udang pada kondisi ini.
Strategi Pengelolaan
Strategi pengelolaan yang tepat yang bisa dilakukan oleh pembudidaya ialah sebagai berikut.
Mengatur pemberian pakan agar tidak berlebihan.
Melakukan penyifonan dasar tambak secara rutin untuk mengurangi lumpur.
Menyediakan aerasi yang memadai untuk meningkatkan kadar oksigen.
Mengaplikasikan probiotik untuk mempercepat dekomposisi bahan organik secara aerobik.
Baca Juga
Comments