Ciri-Ciri Tambak Udang Ramah Lingkungan
- Redaktur: Audri Rianto
- 6 hari yang lalu
- 2 menit membaca
Diperbarui: 4 hari yang lalu
Dalam sektor perikanan, khususnya pada budidaya udang, saat ini sedang digalakkan penerapan konsep budidaya yang berkelanjutan. Maksud dari konsep ini ialah tambak udang diharuskan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Sumber: globalseafood.org
Seperti yang kita ketahui, tambak udang berpotensi merusak lingkungan melalui produksi limbahnya yang cukup signifikan. Untuk itu, mewujudkan tambak udang yang ramah lingkungan adalah solusi demi meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Lantas, bagaimana ciri-ciri dari tambak udang yang ramah lingkungan? Berikut ulasannya.
1. Pengelolaan Limbah yang Baik
Tambak ramah lingkungan harus memiliki sistem pengolahan limbah yang baik, sehingga air limbah tidak langsung dibuang ke laut atau sungai. Menerapkan IPAL pada tambak adalah cara yang tepat untuk mengolah limbah sehingga aman untuk dialirkan ke lingkungan.
Selain itu, petambak juga bisa menerapkan sistem budidaya RAS yang memungkinkan air budidaya dilakukan penyaringan berulang. Budidaya dengan sistem RAS memiliki keuntungan seperti hemat air karena air yang digunakan dapat digunakan terus-menerus, hemat lahan dan minim produksi limbah.
2. Padat Tebar Sesuai Kapasitas
Salah satu kesalahan umum dalam budidaya udang adalah memaksakan padat tebar yang tinggi untuk mengejar hasil yang besar. Padahal, padat tebar yang tidak sesuai kapasitas dapat memicu produksi limbah secara berlebihan.
Tambak berwawasan lingkungan menyesuaikan jumlah tebar udang dengan kapasitas dukung tambak serta sistem aerasi yang dimiliki. Jumlah udang yang terlalu padat pada tambak justru lebih rentan mengalami stres dan terinfeksi penyakit yang pada akhirnya justru menurunkan produktivitas.
3. Pakan dan Obat yang Aman
Tambak ramah lingkungan sangat memperhatikan keamanan pangan dengan cara menggunakan pakan berkualitas tinggi dan tanpa bahan kimia berbahaya. Tambak ramah lingkungan juga menghindari penggunaan antibiotik dan pestisida, karena selain dapat menceari air, bahan kimia tersebut juga dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Sebagai gantinya, petambak dapat menggunakan probiotik dan bahan-bahan alami untuk meningkatkan daya tahan udang dan menjaga ekosistem mikroba yang sehat.
4. Tidak Merusak Ekosistem Alami
Tambak yang baik tidak dibangun dengan mengorbankan ekosistem pantai lainnya. Sebaliknya, mereka harus menjaga atau bahkan merehabilitasi lingkungan sekitarnya. Mangrove, misalnya, berperan sebagai penyaring alami limbah dan tempat hidup berbagai spesies.
5. Sertifikasi dan Transparansi
Tambak yang menerapkan prinsip ramah lingkungan biasanya mengacu pada standar sertifikasi seperti ASC (Aquaculture Stewardship Council) atau GAP (Good Aquaculture Practices). Adanya sertifikat tersebut menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan keterbukaan dalam operasional. Apalagi konsumen saat ini juga semakin sadar dan menuntut produk yang berasal dari praktik budidaya yang bertanggung jawab.
6. Pemanfaatan Energi yang Efisien
Kebanyakan tambak saat ini masih mengandalkan energi listrik PLN untuk beroperasi. Penggunaan listrik PLN dinilai cukup memakan biaya. Tambak udang yang modern saat ini mulai menggunakan energi terbarukan pada alat budidaya, seperti aerator bertenaga surya untuk mengurangi konsumsi listrik. Hal ini tak hanya mengurangi jejak karbon, tapi juga menghemat biaya operasional jangka panjang.
Baca Juga
Comentários