Peran Aerasi dalam Menghambat Dekomposisi Anaerob di Tambak
- Redaktur: Audri Rianto
- 20 Jul
- 2 menit membaca
Budidaya udang merupakan usaha perikanan yang populer di Indonesia, padahal selama prosesnya, budidaya udang sering kali menghadapi tantangan yang berpotensi menurunkan produktivitas dan membuat rugi, dan keberadaan bahan organik adalah salah satu contoh parameter yang dapat menyebabkan hal tersebut.

Sumber: onlinelibrary.wiley.com
Adanya bahan organik pada tambak tidak bisa dielakkan, karena sumber bahan organik itu sendiri kebanyakan berasal dari pakan dan metabolisme udang. Petambak hanya perlu menjaga kadarnya agar tidak berlebihan.
Bahan organik yang berlebihan pada tambak lambat laun akan menumpuk di dasar tambak, pada akhirnya akan mengalami dekomposisi secara anaerob atau tanpa oksigen. Kondisi tersebut dapat dicegah dengan mengoptimalkan aerasi. Bagaimana caranya? Berikut ini penjelasan singkatnya.
Mengapa Dekomposisi Anaerob Perlu Dicegah?
Dekomposisi anaerob dapat terjadi ketika bahan organik sudah menumpuk terlalu banyak di dasar tambak yang membuat oksigen tidak bisa menjangkau area tersebut. Alhasil, bakteri anaerob yang ada melakukan penguraian bahan organik tanpa bantuan oksigen.
Penguraian yang dilakukan tanpa oksigen akan menghasilkan gas dan sayangnya gas ini bersifat racun bagi udang Gas-gas yang dihasilkan dari proses tersebut adalah amonia, hidrogen sulfida dan metana yang kemudian secara berkesinambungan melemahkan udang dan membuatnya gampang terserang penyakit. Kondisi anaerob juga menyebabkan air tambak menjadi keruh, dan pH tidak stabil.
Jika tidak dikendalikan, dekomposisi anaerob dapat menyebabkan udang stres, pertumbuhan melambat, proses molting terganggu, dan risiko kematian meningkat. Oleh karena itu, mencegah terbentuknya kondisi anaerob sangat penting untuk menjaga lingkungan budidaya tetap sehat.
Peran Penting Aerasi dalam Tambak Udang
Tambak udang membutuhkan aerasi untuk menyuplai oksigen ke dalam air. Biasanya petambak menggunakan kincir yang dinilai efektif dalam menyuplai oksigen sekaligus mengedarkannya ke seluruh area tambak.
Pengoptimalan aerasi penting dilakukan karena tidak hanya dapat menyuplai oksigen secara stabil, tetapi juga membantu proses pengadukan bahan organik, sehingga tidak mudah menumpuk.
Cara Mengoptimalkan Aerasi
Agar aerasi berfungsi maksimal, petambak perlu memperhatikan beberapa hal, seperti:
Menentukan jumlah kincir air atau alat aerasi sesuai dengan luas tambak.
Mengatur posisi aerator agar sirkulasi air merata dan menghindari zona mati.
Mengatur jam operasional aerasi, terutama pada malam hari saat kadar oksigen cenderung turun.
Pemeliharaan rutin wajib dilakukan pada peralatan aerasi demi menjaganya agar tetap berfungsi optimal.
Kesimpulan
Aerasi memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tambak udang. Dengan menjaga pasokan oksigen yang cukup, aerasi membantu menghambat dekomposisi anaerob, menurunkan risiko pembentukan gas beracun, dan menjaga lingkungan tambak tetap stabil. Manajemen aerasi yang baik dapat meningkatkan kesehatan udang, mempercepat pertumbuhan, serta mendukung hasil panen yang lebih maksimal.
Baca Juga
Commenti