top of page

Ketebalan Lumpur Tambak Udang yang Ideal untuk Pertumbuhan Optimal

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 17 Jul
  • 2 menit membaca

Kualitas lingkungan tambak menjadi kunci utama untuk menciptakan budidaya udang yang sukses. Lingkungan tambak yang baik dapat dicirikan dari kondisi dasar tambak itu sendiri, apakah lumpur pada tambak memiliki ketebalan yang ideal atau malah berlebih.


ree

Sumber: optex.co.jp

 

Jika ketebalan lumpur tidak dikelola dengan baik, tentu akan menyebabkan penurunan kualitas air, pertumbuhan udang terhambat, bahkan meningkatkan risiko kematian. Oleh karena itu, memahami ketebalan lumpur tambak udang yang ideal sangat penting untuk menjaga kesehatan tambak dan meningkatkan produktivitas.

 

Ketebalan Lumpur Tambak Udang yang Baik

Secara umum, ketebalan lumpur yang baik untuk tambak udang berada di kisaran 3–5 cm. Ketebalan ini dianggap ideal karena masih dapat mendukung aktivitas biologis tanpa menyebabkan  penumpukan bahan organik yang berlebihan. Selain itu, ketebalan lumpur seperti ini juga akan mengurangi potensi kemunculan gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida.


  • Ketebalan < 3 cm: kondisi dasar tambak sangat bersih, cocok untuk masa awal budidaya atau tambak dengan pembersihan rutin.

  • Ketebalan 3–5 cm: kategori aman, lingkungan stabil, cocok untuk budidaya intensif asalkan dilakukan siphon lumpur secara berkala.

  • Ketebalan > 5 cm: mulai mengganggu kesehatan tambak, perlu dilakukan pengangkatan lumpur.

  • Ketebalan > 10 cm: tidak dianjurkan, berisiko tinggi karena dapat menurunkan kualitas air secara signifikan, meningkatkan stres dan penyakit udang.

 

Memahami rentang ketebalan ini membantu petambak membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat dalam pengelolaan tambak sehari-hari.

 

Dampak Lumpur Tebal pada Tambak Udang

Lumpur tambak yang terlalu tebal dapat menciptakan kondisi anaerob di dasar kolam. Hal ini menyebabkan penumpukan gas beracun seperti amonia, nitrit, dan H₂S yang sangat berbahaya bagi udang. Udang akan mudah stres, pertumbuhannya lambat, dan daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, produktivitas tambak berkurang dan risiko gagal panen meningkat.

 

Selain itu, dasar tambak yang penuh lumpur juga menyulitkan udang untuk mencari pakan alami di dasar, memperlambat proses moulting (ganti kulit), dan meningkatkan risiko infeksi bakteri patogen. Jika dibiarkan tanpa perawatan, dasar tambak bisa menjadi sumber penyakit yang sulit dikendalikan bahkan dengan penggunaan obat-obatan.

 

Cara Mengontrol Ketebalan Lumpur Tambak

Petambak dianjurkan untuk rutin memantau ketebalan lumpur menggunakan tongkat pengukur sederhana atau alat sediment checker. Beberapa langkah penting untuk mengontrol lumpur tambak antara lain:

  • Melakukan siphon lumpur minimal setiap 10–14 hari.

  • Menggunakan sistem aerasi optimal agar bahan organik tidak mengendap.

  • Memanfaatkan drainase dasar (central drain) untuk pembuangan lumpur.

  • Menggunakan probiotik atau biostimulasi untuk mempercepat penguraian bahan organik.

 

Kebersihan dasar tambak juga membantu menekan penggunaan bahan kimia selama proses budidaya, sehingga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 

Kesimpulan

Ketebalan lumpur tambak udang yang ideal berada pada kisaran 3–5 cm untuk mendukung pertumbuhan udang yang sehat dan hasil panen maksimal. Pengendalian lumpur secara rutin dapat menjaga kualitas dasar tambak, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan efisiensi budidaya. Dengan manajemen lumpur yang baik, petambak dapat mencapai produksi udang yang lebih optimal, berkelanjutan, serta meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang.



Baca Juga

 

Komentar


bottom of page