Bioremediasi: Solusi Ramah Lingkungan untuk Menjaga Kualitas Dasar Tambak
- Redaktur: Audri Rianto
- 17 Jul
- 2 menit membaca
Sejauh ini, udang masih menjadi komoditi primadona di kalangan masyarakat. Mengingat minat akan udang tidak surut, baik dari pasar domestik maupun internasional maka peluangnya untuk meraup keuntungan dari budidaya udang sangatlah besar.

Sumber: vietnamnews.vn
Untuk sukses membudidayakan udang, petambak hanya perlu menerapkan manajemen yang baik, salah satunya ialah manajemen kualitas air. Udang akan tetap produktif apabila air tambak tetap dalam keadaan baik, tidak mengalami pencemaran ekstrem.
Perlu diketahui oleh petambak bahwa pencemaran pada air tambak sebagian besar disebabkan oleh akumulasi bahan organik di dasar kolam, yang kemudian menjadi lumpur. Ketika lumpur tambak tidak dikendalikan dengan baik, maka tingkat pencemarannya akan semakin menjadi toksik. Solusi yang paling aman untuk menyelesaikan masalah ini ialah dengan menerapkan bioremediasi.
Apa Itu Bioremediasi Lumpur Tambak?
Bioremediasi lumpur tambak merupakan cara memperbaiki kualitas dasar tambak dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri probiotik untuk mengurai penumpukan bahan organik.
Mikroba ini bekerja secara biologis untuk mengubah senyawa berbahaya menjadi zat yang tidak beracun sehingga lingkungan dasar tambak tetap sehat dan mendukung pertumbuhan udang secara optimal.
Berbeda dengan pembersihan mekanis atau pengangkatan lumpur manual, bioremediasi bekerja secara alami tanpa harus mengganggu aktivitas tambak, sehingga lebih hemat tenaga kerja dan lebih ramah lingkungan. Bioremediasi pada tambak terbagi menjadi dua metode, yaitu bioaugmentasi dan biostimulasi.
Bioaugmentasi
Bioaugmentasi berarti menambahkan mikroorganisme seperti bakteri dan alga untuk membantu mengurangi polutan limbah budidaya udang menjadi senyawa yang aman. Bakteri probiotik sering dipakai dalam bioremediasi tambak karena dapat mengurai bahan organik, menurunkan amonia melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi, serta mengubah limbah menjadi bioflok yang bisa dimanfaatkan udang.
Limbah pada tambak udang umumnya mengandung karbon dan nitrogen, maka dari itu pilihlah probiotik yang mengandung bakteri pengurai karbon dan nitrogen seperti Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus cereus, dan Bacillus coagulans.
Biostimulasi
Biostimulasi adalah proses penambahan nutrisi organik ke dalam tambak untuk mendorong pertumbuhan dan aktivitas bakteri bioremediator. Bakteri ini kemudian membantu mengurai kelebihan bahan organik melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi.
Molase termasuk jenis biostimulan organik yang bisa diatmbahkan ke dalam tambak. Molase sendiri terbuat dari limbah pengolahan tebu yang mengandung gula sederhana, yang mana gula ini nantinya akan digunakan sebagai sumber energi oleh bakteri bioremediator.-
Kalau untuk biostimulan anorganik, petambak bisa memanfaatkan pupuk urea untuk membantu peningkatan populasi bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dalam tambak, sehingga penguraian senyawa berbahaya pada tambak akan menjadi lebih optimal.
Manfaat Bioremediasi Lumpur pada Budidaya Udang
Mengurangi penumpukan lumpur organik di dasar tambak
Mengurai amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida (H₂S) yang beracun
Meningkatkan kualitas air tambak secara keseluruhan
Menekan populasi bakteri patogen penyebab penyakit
Meningkatkan pertumbuhan dan survival rate udang
Baca Juga
Komentar