Pengaruh Akumulasi Lumpur terhadap Produktivitas Tambak
- Redaktur: Audri Rianto
- 13 Jul
- 2 menit membaca
Permasalahan dalam budidaya udang sering kali bermula dari pengelolaan lumpur yang diabaikan. Lumpur tambak sendiri terbentuk dari endapan dari sisa pakan, kotoran udang, dan mikroorganisme mati yang berkumpul di dasar kolam.

Sumber: pinetreevietnam.com
Seringnya, petambak abai mengenai hal ini, hingga akhirnya endapan lumpur menjadi tak terkendali. Akumulasi lumpur yang tidak dikendalikan dengan baik ini kemudian memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan udang dan menurunkan produktivitas tambak.
Apa Itu Lumpur Tambak?
Lumpur tambak merupakan endapan yang terbentuk di dasar kolam selama kegiatan budidaya berlangsung. Endapan ini sebagian besar terbentuk dari material organik, seperti sisa pakan, feses udang, plankton mati, dan berbagai jenis mikroorganisme.
Penumpukan lumpur di tambak sejalan dengan tingkat kepadatan tebar, yang berarti semakin tinggi jumlah udang yang ditebar, maka pemberian pakan akan semakin intensif, sehingga proses akumulasi lumpur berlangsung lebih cepat. Ketebalan lumpur ini biasanya meningkat seiring waktu dan bisa mencapai tingkat yang membahayakan jika tidak dikelola dengan baik.
Dampak Negatif Akumulasi Lumpur terhadap Udang
1. Penurunan Kualitas Air
Lumpur yang menumpuk terlalu banyak pada dasar tambak akan mengalami dekomposisi oleh bakteri anaerob. Proses ini kemudian memicu munculnya senyawa beracun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida (H₂S).
Amonia dan H₂S sangat beracun bagi udang, bahkan dalam konsentrasi rendah. Senyawa ini dapat menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan stres udang, serta memperlambat pertumbuhannya. Ciri khas tambak yang mengandung senyawa ini ialah air tambak menjadi lebih keruh dan berbau tidak sedap.
2. Gangguan Kesehatan Udang
Setelah lingkungan hidupnya mengalami gangguan, maka tahap selanjutnya ialah terjadinya gangguan terhadap kesehatan udang. Kemunculan senyawa beracun dapat menurunkan kekebalan tubuh udang, sementara itu, akumulasi lumpur yang berlebihan di dasar tambak berpotensi menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya patogen penyebab penyakit.
Udang akan gampang terserang penyakit, nafsu makan menurun, produktivitas terganggu dan yang paling parah udang akan mati massal.
3. Penurunan Produktivitas Tambak
Kondisi lumpur yang tidak sehat akan berdampak langsung pada survival rate (tingkat kelangsungan hidup) udang. Udang cenderung tumbuh tidak merata, ukuran panen menjadi tidak seragam, dan hasil panen menurun secara signifikan. Hal ini tentu merugikan pembudidaya secara ekonomi. Ketika akumulasi lumpur dibiarkan terlalu lama, siklus budidaya menjadi tidak efisien dan berdampak pada profitabilitas jangka panjang.
Solusi Pengelolaan Lumpur Tambak Udang
Agar akumulasi lumpur tidak mengganggu pertumbuhan udang, berikut beberapa strategi pengelolaannya:
• Melakukan pembersihan dasar tambak secara rutin, setidaknya setiap 10 hingga 14 hari.
• Menggunakan siphon sebagai alat untuk mengangkat lumpur dari dasar kolam dengan cara yang efisien.
• Mengaplikasikan probiotik dan bakteri pengurai guna mempercepat proses penguraian bahan organik.
Teknik budidaya yang baik harus mempertimbangkan aspek manajemen dasar tambak secara menyeluruh agar lingkungan tetap stabil dan mendukung pertumbuhan udang yang optimal.
Baca Juga




Komentar