Korelasi Antara Bahan Organik dan Kadar Amonia di Tambak Udang Intensif
- Redaktur: Audri Rianto
- 2 hari yang lalu
- 2 menit membaca
Berhasil atau tidaknya budidaya udang itu tergantung dari kualitas air di tambak. Ketika tambak memiliki kualitas air yang terjaga, maka produktivitasnya akan stabil. Sebaliknya, ketika kualitas air menurun maka produktivitas juga akan melambat dan berakhir pada penurunan potensi keuntungan.

Sumber: shrimpl.com
Penurunan kualitas air tambak paling umum disebabkan oleh seberapa banyak bahan organik yang terdapat di dalamnya. Karena kandungan bahan organik ini nantinya yang akan memicu terbentuknya amonia pada tambak.
Korelasi antara keduanya bersifat signifikan karena keduanya terlibat langsung dalam siklus nitrogen dan proses dekomposisi di dalam kolom dan dasar tambak.
Bahan Organik dan Sumbernya
Bahan organik yang ada pada tambak udang bisa berasal dari mana saja, namun yang paling umum ialah dihasilkan dari sisa pakan, kotoran udang, plankton mati, dan jasad renik lainnya. Apalagi pada tambak intensif, pakan yang diberikan biasanya langsung dalam jumlah besar dengan tujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan udang.
Namun, permasalahannya adalah efisiensi pakan tidak pernah mencapai 100%, alhasil pakan yang tidak termakan langsung mengendap dan membusuk, dan selanjutnya menjadi tumpukan bahan organik di dasar tambak.
Proses Dekomposisi dan Produksi Amonia
Bahan organik yang menumpuk dalam jumlah wajar akan mengalami dekomposisi oleh bakteri heterotrof. Proses dekomposisi ini terjadi pada kondisi aerob atau memerlukan oksigen. Dari proses ini kemudian akan menghasilkan CO₂ dan senyawa nitrogen seperti amonia (NH₃/NH₄⁺).
Namun, jika bahan organik terlalu banyak jumlahnya, maka akan memicu penurunan oksigen yang masif, sehingga proses dekomposisi akan berjalan pada kondisi anaerob. Dekomposisi tidak sempurna ini akan menghasilkan senyawa yang lebih toksik termasuk amonia bebas.
Di sinilah letak korelasi antara keduanya, semakin tinggi kandungan bahan organik pada tambak, maka akan semakin besar pula potensi pelepasan amonia ke dalam perairan tambak.
Amonia dan Dampaknya pada Udang
Amonia termasuk ke dalam jenis zat yang mematikan bagi udang, apalagi keberadaannya dalam bentuk amonia bebas (NH₃) dengan tingkat toksisitas lebih tinggi dibanding amonium (NH₄⁺). Kadar amonia tinggi menyebabkan beragam dampak negatif bagi udang, seperti stres, menurunkan sistem imun, memperlambat pertumbuhan, hingga berpotensi menyebabkan kematian massal.
Kondisi Pendukung
Produksi amonia di tambak tidak semata-mata disebabkan oleh keberadaan bahan organik, tetapi juga dipengaruhi oleh sejumlah kondisi lain, seperti suhu yang tinggi, pH yang tinggi, dan tingkat salinitas sedang yang dapat meningkatkan kadar amonia bebas di perairan.
Kondisi-kondisi tersebut dapat memperburuk efek negatif yang ditimbulkan oleh tingginya kadar bahan organik. Oleh karena itu, penerapan manajemen pakan yang proporsional, aerasi yang stabil dan berkala, serta pengelolaan lumpur dasar tambak menjadi sangat penting dalam tambak intensif.
Strategi Pengendalian
Sebagai pelaku budidaya, ada baiknya Anda menerapkan strategi-strategi di bawah ini dalam mengatasi akumulasi bahan organik dan mencegah lonjakan amonia.
Pemberian Pakan yang Efisien: Dasar dari terbentuknya tumpukan bahan organik berlebih pada dasar tambak sebenarnya dimulai dari cara memberi pakan. Intinya adalah Anda hanya perlu memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas tambak, demi mencegah terjadinya overfeeding.
Penggunaan Probiotik: Probiotik sangat baik digunakan dengan tujuan untuk menambah populasi mikroorganisme baik yang berguna dalam dekomposisi bahan organik secara aerob dan mempercepat siklus nitrogen.
Sistem Resirkulasi Air atau Sifon Dasar: Pastikan air tetap dalam keadaan mengalir, artinya aerasi tidak boleh berhenti serta lakukan pembuangan lumpur dan endapan secara berkala.
Baca Juga