top of page

Pengaruh Akumulasi Bahan Organik terhadap Kualitas Air di Tambak

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 2 hari yang lalu
  • 3 menit membaca

Dalam budidaya perikanan, baik udang maupun ikan, kualitas air merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dengan cermat. Sebab, saat kualitas air menurun, kesehatan komoditi juga akan menurun.


 

Menurunnya kualitas air bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satu yang kerap menimbulkan masalah ialah akumulasi bahan organik. Endapan bahan organik di dasar kolam budidaya bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti sisa pakan, kotoran komoditi, hingga tumpukan alga yang mati.

 

Penumpukan bahan organik yang tidak dikendalikan dengan baik, maka akan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan dan menurunkan produktivitas secara keseluruhan.

 

Apa itu Bahan Organik di Tambak?

Bahan organik yang ada pada tambak budidaya ini mencakup semua senyawa karbon yang dihasilkan oleh pakan yang tidak termakan, ekskresi ikan atau udang, plankton mati, dan partikel organik lainnya yang masuk ke dalam tambak.

 

Dalam jumlah terbatas, bahan organik ini sebenarnya dapat diurai oleh mikroorganisme dan menjadi sumber nutrien. Namun, ketika keberadaannya sudah berlebihan, maka akan menimbulkan masalah serius.

 

Dampak Terhadap Kualitas Air

Penumpukan bahan organik ini tetap akan mengalami proses dekomposisi, namun proses tersebut memerlukan jumlah oksigen yang lebih besar. Ketika dekomposisi berlangsung, mikroba aerobik akan mengonsumsi oksigen dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya demi menghancurkan bahan organik yang jumlahnya sudah terlalu banyak.

 

Akibat dari keberadaan mikroba yang meningkat serta konsumsi oksigen yang juga turut meningkat, maka oksigen dalam air bisa menurun drastis, terutama pada malam hari atau saat cuaca mendung. Kondisi ini kemudian akan menimbulkan hipoksia (kekurangan oksigen) dan yang terkena dampaknya adalah komoditi budidaya yang ada pada tambak tersebut.

 

Kekurangan oksigen yang masif tentu akan membuat ikan atau udang mengalami stres berlebih yang bisa berujung pada kematian massal.

 

Tidak hanya oksigen yang berkurang, proses dekomposisi bahan organik ini juga menghasilkan gas-gas beracun seperti amonia (NH₃), hidrogen sulfida (H₂S), dan metana (CH₄). Amonia dalam bentuk bebas sangat beracun bagi ikan dan udang.

 

Selain beracun, air juga akan mengeluarkan bau menyengat akibat dari produksi Hidrogen sulfida yang tinggi. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kehidupan ikan dan udang, namun juga dapat mengganggu petambak itu sendiri.

 

Gangguan Terhadap Stabilitas Ekosistem Tambak

Struktur dasar tambak akan turut mengalami perubahan akibat dari penumpukan bahan organik berlebih. Dengan lapisan lumpur yang tebal, dasar tambak akan menjadi lingkungan yang tidak terjangkau oksigen sehingga menciptakan kondisi anaerobik yang mendorong pertumbuhan bakteri patogen dan menyebabkan ledakan penyakit seperti vibriosis.

 

Proses dekomposisi bahan organik meningkatkan kadar nutrien dalam air dan memicu pertumbuhan fitoplankton secara berlebihan. Kondisi ini akan memicu blooming alga secara tidak terkendali yang membuat air berubah warna dan beracun.

 

Pencegahan dan Solusi

Pengelolaan bahan organik secara rutin sudah sepatutnya masuk ke dalam manajemen tambak. Beberapa langkah yang bisa dilakukan ialah.

  • Pemberian pakan secara tepat guna: Pemberian pakan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan komoditi demi menghindari overfeeding. Tak lupa juga gunakan pakan berkualitas serta lakukan memonitoring respons pakan harian dari komoditi.

  • Sirkulasi dan aerasi air yang baik: Aerator membantu mempercepat dekomposisi aerobik dan menjaga DO tetap stabil.

  • Pembersihan dasar tambak: Dasar tambak sebaiknya dibersihkan secara rutin untuk mencegah penumpukan lumpur secara berlebihan. Proses penyedotan dan pengadukan perlu dilakukan agar lumpur tetap terdistribusi dan tidak mengendap.

  • Penggunaan probiotik: Mikroba baik membantu mempercepat penguraian bahan organik dan mengurangi senyawa beracun.



Baca Juga

bottom of page