top of page

Lumpur Berlebih dapat Memicu Kondisi Anaerob pada Tambak

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 18 Jul
  • 2 menit membaca

Pengelolaan lumpur dasar tambak menjadi aspek penting dalam usaha budidaya udang. Lumpur dasar tambak tidak boleh sampai berlebih, karena akan menimbulkan banyak masalah serius yang berkaitan dengan kualitas air dan kesehatan udang.


ree

 

Salah satu dampak paling berbahaya dari penumpukan lumpur adalah terciptanya kondisi anaerob, yaitu kondisi tanpa oksigen di dasar tambak. Kondisi anaerob tidak hanya menurunkan produktivitas tambak, tetapi juga meningkatkan risiko kematian udang secara massal.

 

Apa Itu Kondisi Anaerob di Tambak?

Kondisi anaerob merupakan suatu keadaan di mana dasar tambak kekurangan atau bahkan tidak terjangkau oksigen. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Penyebabnya ialah bahan organik seperti sisa pakan, kotoran udang, dan plankton mati terlalu banyak menumpuk di dasar tambak dan menutupi jalan oksigen. Akibatnya, bakteri anaerob akan mendominasi.

 

Bakteri ini akan mengurai bahan organik tanpa oksigen dan menghasilkan gas beracun seperti amonia (NH₃), hidrogen sulfida (H₂S), dan metana (CH₄). Gas-gas ini bisa mengganggu kesehatan udang, membuat udang stres, pertumbuhannya melambat, bahkan meningkatkan risiko kematian mendadak.

 

Fenomena anaerob biasanya muncul secara bertahap dan seringkali tidak langsung terlihat oleh petambak. Inilah mengapa pemeriksaan dasar tambak secara rutin sangat disarankan untuk mencegah terjadinya penumpukan lumpur yang tidak terkendali.

 

Dampak Negatif Lumpur Berlebih bagi Tambak Udang

Lumpur yang sudah terlalu banyak menumpuk di dasar tambak akan membawa berbagai dampak buruk. Selain menurunkan kualitas air, lapisan lumpur tebal bisa menjadi sumber berbagai penyakit. Tidak hanya itu, gas amonia dan hidrogen sulfida yang dihasilkan juga sangat membahayakan udang.

 

Ketika konsentrasi gas beracun meningkat, udang cenderung berenang tidak normal, nafsu makan menurun, dan pertumbuhannya terhambat. Dalam kasus lebih parah, kondisi ini bisa menyebabkan kematian massal dalam waktu singkat.

 

Lumpur yang terlalu tebal juga mengganggu kinerja dasar tambak sebagai habitat yang sehat bagi udang. Udang menjadi kesulitan mencari pakan alami di dasar tambak, proses pergantian kulit (molting) terganggu, serta kemungkinan terserang infeksi bakteri meningkat secara signifikan. Bahkan pada budidaya dengan sistem intensif sekalipun, ketebalan lumpur yang tidak terkendali dapat menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan.

 

Tanda-Tanda Tambak Mengalami Kondisi Anaerob

Beberapa tanda yang bisa dikenali saat tambak mulai mengalami kondisi anaerob antara lain:

  • Dasar tambak berwarna hitam pekat.

  • Terdapat gelembung gas berbau busuk saat lumpur diaduk.

  • Udang sering berenang di permukaan karena kekurangan oksigen.

  • Udang mengalami penurunan nafsu secara drastis.

 

Jika tanda-tanda ini muncul, penanganan cepat harus segera dilakukan agar tidak berdampak lebih buruk terhadap hasil budidaya.

 

Kesimpulan

Lumpur berlebih di tambak udang dapat memicu kondisi anaerob yang sangat merugikan. Dengan pengendalian lumpur yang rutin dan penerapan manajemen budidaya yang tepat, kualitas dasar tambak tetap terjaga, risiko gas beracun bisa ditekan, dan pertumbuhan udang lebih sehat. Manajemen lumpur yang baik adalah kunci keberhasilan budidaya udang yang berkelanjutan dan menguntungkan.

 


Baca Juga

Komentar


bottom of page