Manajemen Kualitas Air dalam Budidaya Kerang Darah
- Redaktur: Audri Rianto
- 11 Jul
- 2 menit membaca
Budidaya kerang darah (Anadara granosa) merupakan spesies yang cukup mudah untuk dibudidayakan serta bernilai ekonomi tinggi. Walaupun cukup mudah dibudidayakan, tetap saja keberhasilan budidaya kerang darah sangat bergantung pada kualitas air di lokasi budidaya.

Sumber: gdm.id
Jika air tidak dikelola dengan baik, pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang darah bisa terganggu, bahkan berisiko menyebabkan kegagalan panen.
Mengapa Kualitas Air Sangat Penting?
Sebagai organisme yang memiliki peran sebagai filter feeder, kerang darah dapat memperoleh sumber pakan dengan cara menyaring air. Artinya, kualitas air secara langsung mempengaruhi asupan nutrisi dan kesehatan kerang. Jika air tercemar dengan bahan tertentu atau terlalu kaya nutrien, maka hal ini akan membuat kondisi lingkungan budidaya menjadi tidak stabil dan membuat kesehatan kerang darah menjadi terancam.
Parameter Penting dalam Manajemen Kualitas Air
1. Suhu
Untuk dapat hidup normal dan produktif, kerang darah memerlukan suhu lingkungan yang optimal, yaitu 32°C. Suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menghambat metabolisme dan menyebabkan stres fisiologis.
2. Salinitas
Kerang darah idealnya dibudidayakan pada salinitas 15–30 ppt (part per thousand). Salinitas di bawah dan di atas nilai tersebut akan mengganggu pertumbuhan kerang darah. Pemantauan rutin sangat diperlukan untuk memantau fluktuasi salinitas masih dalam batas wajar.
3. Kandungan Oksigen Terlarut (DO)
Kerang darah juga memerlukan oksigen pada air tempat ia dibudidayakan, dengan nilai minimum >3 mg/L. DO rendah dapat menyebabkan kerang membuka cangkangnya terlalu lama atau bahkan da[at membuatnya mati lemas.
4. pH Air
Kerang dinilai mudah untuk dibudidayakan, namun tetap saja kadar pH air harus diutamaan. Pastikan bahwa kisaran pH pada lingkungan budidaya berada pada angka 7,0–8,5. pH terlalu asam atau basa bisa mempengaruhi proses fisiologis dan daya tahan tubuh kerang.
5. Kekeruhan
Sebagai filter feeder, kerang darah memiliki kemampuan yang baik dalam menyaring air, namun ketika air sudah terlalu keruh (banyak sedimen tersuspensi) kemampuan kerang untuk menyaring air juga akan terganggu. Air yang terlalu keruh justru membuat kerang menjadi kesulitan dalam mencari makanan. Idealnya, tingkat kekeruhan rendah, namun tetap menyediakan plankton sebagai pakan alami.
6. Amonia dan Nitrit
Tingginya kadar amonia dan nitrit menunjukkan adanya pencemaran organik yang tidak terkendali, yang umumnya disebabkan oleh sisa pakan atau bahan organik yang mengalami pembusukan. Konsentrasi ideal adalah <0,5 mg/L untuk amonia dan nitrit.
Langkah-Langkah Manajemen Kualitas Air
Monitoring Berkala
Pembudidaya perlu memantau parameter kualitas air minimal setiap minggu. Alat pengukur seperti refraktometer, DO meter, dan pH meter sangat diperlukan agar pemantauan menjadi lebih akurat.
Sirkulasi Air yang Baik
Pastikan sistem budidaya memiliki sirkulasi air yang cukup untuk mencegah penumpukan limbah organik. Pilihlah lokas yang dilewati ombak tenang, atau jika budidaya dilakukan di tambak, maka bisa menggunakan aerator.
Manajemen Pakan (Jika Polikultur)
Jika kerang darah dibudidayakan bersama udang atau ikan, pastikan tidak ada pakan yang terbuang secara berlebihan. Pakan yang banyak terbuang lambat laun akan menjadi limbah yang bisa mencemari air dan menurunkan kualitasnya.
Pengendalian Lumpur
Lumpur berlebih dapat menyimpan patogen dan mengganggu aktivitas filter feeder. Lakukan pengadukan ringan atau pengangkatan lumpur secara berkala.
Penambahan Bahan Alami
Pembudidaya bisa menggunakan molase, probiotik, atau EM4 perikanan untuk menjaga keseimbangan mikroorganisme yang sangat dibutuhkan oleh kerang darah sebagai pakan.
Baca Juga




Komentar