Kesalahan Umum yang Menyebabkan Terbentuknya Titik Mati di Tambak
- Redaktur: Audri Rianto
- 9 Agu
- 2 menit membaca
Membudidayakan udang tidak jauh dari tantangan dan potensi kegagalan, sehingga diperlukan ketelitian dan pemahaman dalam menangani hal tersebut. Salah satu tantangan dalam budidaya udang ialah terbentuknya titik mati.

Sumber: shrimpfarm.tech
Titik mati bisa dibilang sebagai zona hipoksia, karena kadar oksigen pada area tersebut benar-benar sedikit. Permasalahan yang ditimbulkan dari titik mati tidak sampai di situ saja, titik mati juga bisa memicu penumpukan limbah yang berujung pada penguraian anaerob dan menghasilkan gas beracun yang mematikan untuk udang.
Terbentuknya titik mati seringnya disebabkan oleh petambak itu sendiri. Petambak acap kali tidak paham, terkadang apa yang dilakukan merupakan sebuah kesalahan yang berujung pada terbentuknya titik mati. Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan petambak, dan kemudian memicu terbentuknya titik mati.
Penempatan Kincir yang Kurang Tepat
Petambak pemula paham apa kegunaan kincir, namun tidak paham bagaimana cara menempatkan kincir dengan benar. Petambak pemula masih sering tidak memperhatikan pola arus ketika meletakkan kincir, sehingga arus air yang dihasilkan cukup acak. Arus air tidak menyapu tambak secara keseluruhan, meninggalkan beberapa area yang hanya mendapatkan gelombang air yang kecil. Jika kondisi ini berlanjut, maka titik mati bisa dipastikan akan terbentuk.
Jumlah Kincir Terlalu Sedikit
Hal ini sering terjadi pada petambak yang ingin mengirit biaya operasional, sehingga ia mencoba untuk meminimalkan pembelian kincir. Sayangnya, kincir yang jumlahnya terlalu sedikit ini malah membuat tambak kekurangan oksigen. Akan ada area yang tidak terkena sirkulasi air dengan maksimal dan itu sangat rawan menjadi titik mati.
Untuk dipahami oleh petambak bahwa kincir air berkekuatan 1 HP bisa memasok oksigen maksimal untuk biomassa sebanyak 500 kg, sendangkan untuk kincir air 2 HP bisa memasok oksigen maksimal untuk 1 ton udang.
Memberi Pakan Secara Berlebihan (Overfeeding)
Apapun yang dikerjakan dengan berlebihan, akan memberikan hasil yang tidak bagus, sama halnya dengan memberi pakan pada udang. Memberi pakan berlebihan atau overfeeding malah membuat pakan lebih banyak terbuang tidak dimakan oleh udang. Pakan tidak disentuh udang tadi malah akan menjadi tumpukan limbah organik yang dapat membuat kadar oksigen turun dan membentuk titik mati.
Untuk itu, sebelum memberi pakan, perhatikan dulu perilaku udang. Pastikan dia benar-benar lapar, barulah pakan bisa diberikan sesuai kebutuhan udang.
Jarang Melakukan Siphon
Penumpukan bahan organik sudah pasti akan terjadi pada tambak, namun perlu dikendalikan supaya tidak berlebihan. Cara mengendalikannya ialah dengan melakukan siphon atau pembuangan. Ketika siphon jarang dilakukan, maka kotoran akan terus menumpuk dan memicu penurunan oksigen secara konstan. Seringnya, penumpukan kotoran atau limbah organik ini berada di tengah kolam tambak dan rawan membentuk titik mati.
Kesimpulan
Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa titik mati bisa terbentuk karena kombinasi kesalahan teknis dan kelalaian manajemen. Untuk itu, hindarilah kesalahan-kesalahan tersebut agar lingkungan tambak lebih stabil, sehat dan produktif.
Baca Juga
Comments