top of page

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Kaporit yang Harus Dihindari

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 5 jam yang lalu
  • 2 menit membaca

Sterilisasi tambak umum dilakukan terutama sebelum benur udang ditebar, tujuannya untuk menciptakan lingkungan tambak yang jauh dari ancaman patogen penyakit. Penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan jamur sering sekali masuk ke dalam tambak melalui saluran air dan biasanya petambak tidak bisa mendeteksinya secara langsung.


ree

 

Untuk itu, dengan melakukan sterilisasi menggunakan kaporit, maka patogen-patogen yang tak kasat mata ini bisa dibasmi dengan efektif. Cara kerja kaporit sendiri ialah melepaskan klorin aktif yang akan secara langsung menyerang dinding sel mikroorganisme berbahaya dan kemudian membunuhnya.

 

Walaupun pengetahuan mengenai sterilisasi dengan kaporit ini sudah umum, namun terkadang masih ada kekeliruan yang dilakukan petambak. Kesalahan-kesalahan ini tidak bisa dibiarkan, karena bisa memberikan dampak yang cukup serius terhadap produktifitas tambak.

 

Dosis yang Terlalu Tinggi

Ini adalah kesalahan yang paling umum dilakukan, karena petambak merasa semakin dosis yang digunakan maka kinerjanya akan semakin efektif. Padahal, dosis yang berlebihan malah akan membuat tambak beracun bagi udang, membuat insangnya iritasi dan sulit bernapas. Dosis aman untuk sterilisasi tambak ialah 20-30 ppm.

 

Ditebar Langsung ke Tambak

Menebarkan kaporit bubuk secara langsung ke dalam tambak dinilai tidak efektif, karena bisa memicu tingginya konsentrasi klorin secara lokal (pada titik tertentu). Kondisi ini membuat sebaran klorin tidak merata, alhasil sterilisasi juga menjadi tidak maksimal.

 

Sebelum ditebar, sebaiknya kaporit dilarutkan dulu pada air sampai benar-benar homogen. Lalu, bisa langsung ditabur ke dalam tambak sambil menghidupkan aerator supaya kaporit tersebar merata.

 

Waktu Sterilisasi Terlalu Singkat

Sehabis kaporit ditebar, jangan langsung masukkan benur, karena penguapan belum berjalan maksimal. Tunggu 2-3 hari dulu agar kandungan klorin dalam air benar-benar sudah bereaksi secara kimia dan menguap dengan maksimal. Selain itu, buat aerasi stabil dan maksimal agar penguapan bisa lebih cepat.

 

Tidak Memperhatikan pH dan Suhu Air

Saat sterilisasi, pastikan pH dan suhu air tidak dalam keadaan tinggi, karena bisa mengurangi efektivitas kaporit. pH yang ketinggian akan melemahkan klorin, sementara suhu yang terlalu tinggi membuatnya cepat menguap. Untuk itu, atur pH air pada kisaran 7-8 dan suhu stabil di angka 25–30°C.

 

Sisa Klorin Tidak Dinetralkan

Setelah sterilisasi, terkadang masih ada residu klorin yang tertinggal dalam air. Maka dari itu, perlu pengukuran dan penetralan. Pertama lakukan pengukuran untuk memastikan bahwa klorin sudah di bawah 0,05 ppm, apabila klorin masih tinggi maka harus dinetralkan menggunakan natrium tiosulfat. Dosis penggunaannya adalah 3 kali dari sisa dosis klorin dalam air dan dilakukan beberapa kali sampai klorin dalam air benar-benar menghilang.

 

Penutup

Kaporit sangat bermanfaat dalam sterilisasi tambak, jadi ia harus selalu tersedia dalam lingkungan budidaya udang. Tapi ingat, untuk menggunakan kaporit, dibutuhkan prosedur yang tepat demi menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa menurunkan produktivitas tambak.



Baca Juga

bottom of page