top of page

4 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum dan Setelah Sterilisasi Tambak

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 21 Okt
  • 2 menit membaca

Kontaminasi mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus dan jamur akan meningkatkan risiko terjadinya wabah penyakit, untuk itu sterilisasi tambak perlu dilakukan sebelum proses budidaya dilaksanakan.


ree

Sumber: mypondliner.com 


Sterilisasi pada tambak biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kaporit, karena kaporit dapat melepaskan klorin aktif dalam air yang berfungsi untuk menghancurkan dinding sel dari patogen penyakit, membuatnya lemah dan mati.

 

Sterilisasi harus dilakukan dengan prosedur yang tepat, mulai dari penentuan dosis yang sesuai, penebaran ke tambak, sampai apa-apa saja yang harus dilakukan setelah sterilisasi selesai dilakukan.

 

Dosis Penggunaan yang Tepat

Kaporit ini memiliki kemampuan untuk melepaskan klorin aktif pada air yang sifatnya korosif, artinya perlu dosis perlakuan yang tepat agar klorin yang dilepas tidak berlebihan dan beracun. Kisaran dosis yang aman untuk sterilisasi tambak adalah 20-30 ppm untuk tambak dengan volume air 1.000 m³, lebih dari itu akan meninggalkan residu klorin dalam air.

 

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa banyak kaporit yang diperlukan untuk sterilisasi, Anda bisa menggunakan rumus hitung di bawah ini.

 

Setelah menentukan dosis dan seberapa banyak kaporit yang digunakan, dilanjutkan dengan penebaran ke dalam tambak serta pengendapan air selama 2-3 hari, maka hal-hal yang selanjutnya perlu dilakukan adalah:

 

Pengecekan Residu Klorin

Setelah pengendapan 2-3 hari, biasanya kadar klorin dalam air sudah menguap maksimal. Tapi, untuk memastikannya petambak wajib melakukan cek kadar klorin menggunakan alat chlorine test kit. Pantau dan pastikan bahwa klorin dalam air sudah di bawah 0,05 ppm, apabila kadarnya masih tinggi maka perlu dilakukan netralisir lanjutan.

 

Netralisir Lanjutan

Ketika kadar klorin dalam air tambak masih tinggi, maka yang harus dilakukan ialah menetralkannya menggunakan natrium tiosulfat. Senyawa anti klorin ini akan mempercepat penguapan klorin di air, sehingga residunya cepat hilang.

 

Dosis penggunaannya ialah 3 kali dari sisa klorin yang ada di dalam air, dan lakukan perlakuan beberapa kali selama 24 jam sampai klorin benar-benar sudah berada di angka aman.

 

Lakukan Bioassay

Setelah kadar klorin dianggap aman, jangan langsung menebar benur ke dalam tambak. Harus dilakukan uji dulu terhadap air, caranya ialah dengan melakukan bioassay. Untuk melakukan bioassay, petambak cukup mengambil sampel air tambak lalu masukkan ke dalam wadah uji.

 

Dari situ, masukkan minimal 10 benur udang ke dalamnya. Selanjutnya, pantau pergerakan dan perilaku benur-benur itu. Lihat reaksinya, apakah ada menunjukkan sesuatu yang aneh, seperti tanda-tanda stres atau mati.

 

Jika dalam waktu 24 jam dan benur-benur tersebut masih dalam keadaan baik, itu tandanya air sudah netral dan bisa dilakukan penebaran benur.

 

Penutup

Sebelum mensterilkan tambak, Anda harus ingat 4 langkah penting ini, dosis yang tepat, pemantauan residu, penetralan dan bioassay. Keempat langkah ini akan membantu Anda menciptakan lingkungan tambak yang sehat dan produktif.



Baca Juga

Komentar


bottom of page