top of page

Cara Menetralkan Air Tambak Setelah Penggunaan Kaporit

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 13 menit yang lalu
  • 2 menit membaca

Kaporit dalam budidaya udang berguna sebagai desinfektan untuk menetralkan tambak dari patogen penyakit seperti bakteri, virus dan jamur. Mengapa banyak petambak menggunakannya? Karena kaporit dinilai cukup efektif dalam membunuh mikroorganisme merugikan, selain itu penggunannya juga dianggap cukup mudah.


ree

 

Sayangnya, penggunaan kaporit juga berisiko, pasalnya kaporit bisa meninggalkan residu di air tambak apabila pengaplikasiannya tidak tepat. Untuk itu, setelah perlakuan kaporit selesai, air tambak perlu dinetralkan terlebih dahulu agar bisa dilanjutkan tahap penebaran benih.

 

Risiko Air Terkontaminasi Klorin

Air tambak yang sudah disterilkan dengan kaporit akan mengandung residu klorin aktif yang beracun bagi udang. Apabila residu tersebut langsung bersentuhan dengan udang, maka ia bisa menyebabkan iritasi insang yang kemudian mengganggu pernapasan udang, menurunkan nafsu makan, menurunkan imunitas dan berakhir pada kematian massal.

 

Untuk itu, air yang sudah disterilkan dengan kaporit harus disterilkan terlebih dahulu agar aman untuk udang. Bagaimana caranya?

 

Memberikan Aerasi Intensif

Aerasi intensif merupakan cara mudah untuk menetralkan klorin aktif dari kaporit. Udara yang dialirkan aerator pada air tambak pada proses sterilisasi akan memudahkan klorin aktif menyebar ke seluruh tambak dan mencegah terjadinya penumpukan klorin aktif di satu titik.

 

Penting bagi petambak untuk terus mengaktifkan aerator sesaat setelah penebaran kaporit dan dilanjutkan 2-3 hari ke depan agar klorin aktif cepat bereaksi dan menguap dari air.

 

Biarkan Air Mengendap

Setelah kaporit diberikan ke tambak, maka endapkan air selama 2-3 hari sambil aerator tetap dihidupkan. Pada waktu tersebut, klorin aktif akan melakukan reaksi kimia dan membunuh patogen yang ada pada tambak. Setelah reaksi selesai, biasanya kandungan klorin akan menguap dan hilang dengan sendirinya.

 

Beri Bahan Penetral

Untuk mempercepat proses penetralan klorin, petambak bisa menambahkan natrium tiosulfat dengan takaran 3 kali dari sisa dosis klorin dalam air, artinya perlu dilakukan uji klorin terlebih dahulu untuk mengetahui sisa klorin dalam air. Lakukan cara ini beberapa kali dalam 24 jam sampai klorin pada air benar-benar hilang.

 

Uji Residu Klorin

Setelah ketiga tahap di atas dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah melakukan pengukuran residu klorin untuk mengetahui apakah masih ada kandungan klorin di tambak atau tidak. Pengukuran residu klorin bisa dilakukan dengan menggunakan chlorine test kit, jika hasilnya di bawah 0,05 ppm, maka tambak sudah dianggap aman untuk dilakukan penebaran benur.

 

Lakukan Bioassay

Ini yang kadang lupa dilakukan petambak, yaitu bioassay. Tujuan melalukan bioassay adalah untuk memastikan air sudah benar-benar aman untuk benur. Bagaimana caranya? Pertama ambil sampel air dan masukkan ke wadah uji.

 

Selanjutnya, ambil beberapa benur udang (minimal 10 ekor) yang sehat lalu masukkan benur-benur itu ke dalam wadah uji tadi.

 

Perhatikan saja benur-benur itu, jika ada tanda-tanda stres atau bahkan mati, itu tandanya air masih belum aman untuk benur. Tapi kalau benur baik-baik saja, tidak menunjukkan masalah, maka bisa lanjut dilakukan penebaran benur.



Baca Juga

Komentar


bottom of page