Hubungan Kualitas Air dan Pigmentasi Udang
- Redaktur: Audri Rianto
- 1 jam yang lalu
- 2 menit membaca
Kesuksesan dalam budidaya udang sangat ditentukan oleh pangsa pasar, artinya semakin luas pasar yang dicapai maka semakin besar pula keuntungan yang didapat. Untuk memperluas pasar, produk haruslah mengikuti kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pasar yang dituju.

Sumber: mongabay.co.id
Dalam konteks budidaya udang, biasanya pasar menuntut udang harus memiliki kualitas unggul, salah satu cirinya terletak pada warnanya. Udang bermutu baik haruslah berwarna cerah merata, tidak kusam atau pucat.
Untuk mendapatkan warna cerah yang merata, udang harus tercukupi kebutuhan karotenoidnya dan selama proses budidaya tidak mengalami stres yang berarti. Mencegah stres pada udang memang memberikan efek krusial dalam proses pigmentasi, salah satu caranya ialah dengan menjaga kualitas air. Artikel ini akan mengulas mengenai hubungan antara kualitas air terhadap pigmentasi pada udang.
Oksigen Terlarut
Kadar oksigen dalam air tambak sangat menentukan tingkat konsumsi pakan udang. Udang tidak bisa membuat karotenoid sendiri dalam tubuhnya, jadi harus diberikan dari luar, caranya ialah dengan mencampurnya pada pakan.
Pakan yang sudah diberi karotenoid, khususnya Astaxanthin tidak bisa terserap dengan baik jika kadar oksigen air tidak stabil. Air tambak setidaknya mengandung oksigen sebesar 4 ppm agar udang bisa beraktivitas dan menyerap dan mencerna pakan dengan baik, termasuk menyerap karotenoid.
Jangan sampai oksigen lebih rendah dari ppm, karena bisa menyebabkan stres hipoksia, membuat udang mengalami kerusakan sel yang akhirnya dapat mengganggu proses distribusi pigmen.
Amonia dan Nitrit
Amonia dan nitrit yang tinggi pada tambak harus dihindari, karena keduanya sangat toksik bagi udang. Amonia yang tinggi akan merusak jaringan dan organ, termasuk hepatopankreas. Fungsi hepatopankreas pada tubuh udang ialah mengatur metabolisme dan penyebaran pigmen, jika itu rusak maka pigmentasi terhambat. Apabila nitrit yang tinggi, maka proses oksigen akan terganggu, membuat udang stres dan berujung pada menurunnya pigmentasi.
Suhu dan Salinitas
Udang bisa hidup tenang ketika suhu air di kisaran 28–31°C, karena pada suhu tersebut enzim metabolik akan bekerja dengan maksimal, jadi jangan sampai kurang atau lebih. Salinitas juga harus diperhatikan, jangan sampai berfluktuasi terlalu sering dan terlalu ekstrem, karena bisa menghambat distribusi pigmen yang merata dalam tubuh udang.
pH dan Alkalinitas
Jaga pH air tetap berada di 7,8–8,3, jangan sampai kurang atau lebih, karena bisa memicu stres kronis. Sedangkan untuk alkalinitas, kadar idealnya pada fase pemeliharaan adalah 90-150 ppm. Alkalinitas memberi pengaruh pada kestabilan pH, jadi jangan sampai kadarnya terlalu rendah karena bisa membuat pH berfluktuasi.
Penutup
Secara keseluruhan, hubungan antara kualitas air dan pigmentasi udang sangat erat. Untuk menghasilkan udang dengan warna cerah dan nilai jual tinggi, pembudidaya harus menjaga parameter air tetap stabil, mengurangi stres lingkungan, dan memastikan kondisi optimal untuk metabolisme pigmen.
Baca Juga
