Budidaya Udang Berkelanjutan dengan Pendekatan Green Aquaculture
- Redaktur: Audri Rianto
- 5 Mei
- 2 menit membaca
Budidaya udang adalah salah satu sektor unggulan dalam perikanan Indonesia yang selalu menyumbang devisa besar setiap tahun. Namun, industri ini menghadapi tantangan serius terkait dampak lingkungan, mulai dari kerusakan ekosistem pesisir, polusi air, hingga penggunaan bahan kimia berlebihan.

Sumber: traceme.vn
Pendekatan green aquaculture atau akuakultur ramah lingkungan menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan industri ini dalam jangka panjang.
Apa Itu Green Aquaculture?
Green aquaculture adalah konsep budidaya perikanan yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Prinsip utamanya ialah efisiensi penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah yang baik, penggunaan pakan alami atau ramah lingkungan, serta perlindungan ekosistem sekitar tambak.
Pendekatan ini tidak hanya bertujuan menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil budidaya.
Teknologi dan Praktik Ramah Lingkungan
Beberapa teknologi dan praktik sudah terbukti efektif, salah satunya adalah sistem bioflok yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai limbah organik di kolam sehingga kualitas air tetap terjaga. Sistem budidaya ini juga mengurangi kebutuhan pakan, karena mikroorganisme menjadi sumber protein tambahan bagi udang.
Selain itu, penggunaan kolam tertutup atau recirculating aquaculture system (RAS) mulai diterapkan untuk menghemat air dan mencegah polusi menyebar ke lingkungan sekitar. RAS memungkinkan air tambak disaring dan digunakan kembali, sehingga sangat efektif untuk digunakan pada daerah dengan keterbatasan air bersih.
Pendekatan lain adalah penggunaan pakan organik serta menghindari penggunaan antibiotik secara berlebihan.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Membangun budidaya udang berkelanjutan tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi. Tambak yang dikelola dengan pendekatan green aquaculture cenderung lebih tahan terhadap penyakit dan fluktuasi pasar, karena udang yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi serta masuk ke dalam produk kategori ramah lingkungan.
Ini tentu membuka peluang ekspor yang lebih luas, terutama ke pasar global yang semakin ketat dalam persyaratan keberlanjutan produk.
Selain itu, limbah yang dikelola baik serta ekosistem yang terlindungi akan menurunkan risiko degradasi lahan dan pencemaran air demi menjaga kelangsungan usaha tambak dalam jangka panjang.
Tantangan dan Solusi
Tantangan utama dalam penerapan green aquaculture adalah biaya awal yang cukup tinggi untuk investasi teknologi dan pelatihan tenaga kerja. Namun, solusi jangka panjang seperti kemitraan dengan pemerintah dan program pelatihan terpadu bisa membantu mempercepat adopsi praktik ini.
Kesimpulan
Green aquaculture adalah jalan masa depan bagi industri budidaya udang Indonesia. Dengan pendekatan yang menyeimbangkan produktivitas dan kelestarian lingkungan, sektor ini tidak hanya mampu bertahan tetapi juga berkembang lebih kuat di era yang semakin sadar akan isu keberlanjutan. Para pelaku usaha perlu segera beradaptasi agar dapat terus bersaing dan berkontribusi secara positif bagi ekosistem serta ekonomi nasional.
Baca Juga
Commenti