Air pada tambak menjadi media utama dalam proses budidaya udang. Tak heran jika kualitas air memegang peran yang penting dalam menyukseskan produksi tambak itu sendiri. Untuk itu, sebisa mungkin petambak harus bisa menjaga kualitas air pada tambaknya agar udang dapat hidup dengan baik.
Penurunan kualitas air pada tambak dapat terjadi kapan saja. Cara paling murah dan mudah untuk mengatasi penurunan kualitas air tersebut ialah dengan melakukan pergantian air. Prinsip dasar dari pergantian air ini ialah mengganti air yang sudah mengalami penurunan kualitas dengan air baru dengan kualitas yang masih baik.
Sumber: trobos.com
Lantas, kapan air tambak harus diganti? Petambak harus paham bahwa pergantian air tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus dilakukan pada saat yang tepat. Nah, saat yang tepat untuk mengganti air ialah ketika air tambak menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa, seperti meningkatnya busa pada permukaan air, air menjadi lebih jernih atau menjadi lebih keruh, jumlah bahan organik terlalu tinggi dan terjadinya fluktuasi pH harian yang tinggi.
Cara pergantian air yang aman dan disarankan ialah dengan menambahkan air baru terlebih dahulu kemudian dihomogenkan menggunakan kincir air sebelum akhirnya dilakukan pembuangan. Air yang dibuang adalah air yang berada pada bagian bawah kolam tambak.
Selanjutnya masukkan kembali air baru dengan volume air pergantian 10%. Sebelum memasukkan air ke tambak, sebaiknya dilakukan pengukuran parameter air seperti pH, DO dan salinitas untuk memastikan bahwa air yang akan dimasukkan memiliki kualitas yang baik.
Pergantian harus dilakukan sedikit demi sedikit untuk menghindari stres pada udang. Peran kincir air juga sangat diperlukan untuk mengantisipasi tingkat stres pada udang selam proses pergantian air berlangsung.
Baca Juga:
Comments