Pada sektor perikanan, budidaya udang termasuk kegiatan yang paling berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Seiring berjalannya waktu, akibat dari permintaan pasar yang besar, baik secara domestik maupun manca negara, praktik budidaya udang kini sudah pada tahap eksploitasi secara berlebihan yang mengancam keseimbangan lingkungan.
Salah satu upaya eksploitasi tersebut ialah penggunaan antibiotik. Pada dasarnya, menggunakan antibiotik pada budidaya udang memiliki tujuan untuk menjaga komoditi terserang penyakit akibat infeksi bakteri.

Sumber: hatcheryfm.com
Namun, penggunaan yang tidak terkendali, baik dalam dosis maupun frekuensi berpotensi memicu terjadinya resistensi antimikroba. Selain itu, residu antibiotik yang tersisa di lingkungan perairan juga dapat berdampak buruk bagi ekosistem dan kesehatan manusia melalui rantai makanan.
Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan jamur, mengembangkan kemampuan untuk bertahan terhadap pengaruh obat antimikroba, termasuk antibiotik. Sehingga, antibiotik yang sebelumnya efektif untuk mengatasi infeksi, lama-kelamaan menjadi tidak memilki pengaruh apapun.
Mekanisme Resistensi Antimikroba
Resistensi antimikroba berkembang melalui mekanisme seleksi alam. Ketika antibiotik digunakan secara berlebihan, hanya bakteri yang memiliki gen resistensi yang dapat bertahan dan berkembang biak. Gen resistensi ini dapat ditransfer antar bakteri melalui proses horizontal gene transfer, mempercepat penyebaran resistensi di lingkungan budidaya udang.
Dampak Jangka Panjang pada Budidaya Udang
Penggunaan antibiotik pada budidaya udang dalam jangka panjang memiliki dampak negatif yang membahayakan. Hentikan penggunaannya sekarang juga demi menghindari beberapa dampak negatif berikut ini:
Penurunan Efektivitas Antibiotik
Dengan berkembangnya resistensi, antibiotik yang selama ini digunakan menjadi kurang efektif dalam mengendalikan penyakit. Hal ini dapat meningkatkan risiko wabah penyakit yang merugikan petani udang.
Biaya Produksi yang Lebih Tinggi
Ketika antibiotik tidak lagi efektif, petani harus mencari obat alternatif yang tentu saja memiliki harga yang lebih mahal, seperti vaksin atau probiotik untuk menjaga kesehatan udang.
Dampak Ekosistem
Residu antibiotik yang terakumulasi di perairan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, membahayakan organisme lain dan mencemari sumber daya air.
Ancaman pada Kesehatan Manusia
Konsumsi produk udang yang mengandung bakteri resisten atau residu antibiotik dapat meningkatkan risiko infeksi yang sulit diobati pada manusia. Untuk itu, penggunaan antibiotik pada udang sudah dilarang sejak tahun
Solusi untuk Mengurangi Resistensi Antimikroba
Penerapan Sistem Biosekuriti
Dengan meningkatkan kebersihan dan mengurangi risiko infeksi, kebutuhan akan antibiotik dapat diminimalkan bahkan ditiadakan.
Penggunaan Alternatif Non-Antibiotik
Alternatif yang bisa digunakan selain antibiotik adalah probiotik, prebiotik, dan vaksin dapat menjadi solusi efektif untuk mencegah penyakit tanpa menimbulkan resistensi antimikroba.
Pengawasan dan Regulasi
Pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap penggunaan antibiotik di sektor budidaya, termasuk mengedukasi petani mengenai dampak resistensi antimikroba.
Kesimpulan
Resistensi antimikroba merupakan ancaman serius bagi keberlanjutan budidaya udang. Penggunaan antibiotik yang tidak bijak dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada kesehatan ekosistem, keberlanjutan produksi, dan kesehatan manusia.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak, termasuk petani, peneliti, dan pemerintah, untuk mengatasi tantangan ini melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan inovasi berkelanjutan.
Baca Juga
Comments