top of page

Alasan Mengapa Penggunaan Antibiotik pada Budidaya Udang Dilarang

Redaktur: Audri Rianto

Budidaya udang merupakan salah satu sektor penting dalam industri perikanan, namun praktik ini menghadapi tantangan besar, termasuk pengendalian penyakit. Salah satu pendekatan yang dulu sering digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah pemberian antibiotik.


 

Apa Itu Antibiotik?

Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh mikroorganisme maupun yang dibuat secara sintetis, yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Antibiotik bekerja dengan cara menyerang struktur atau proses vital pada bakteri, seperti dinding sel, membran sel, atau sintesis protein, sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup atau berkembang biak.

 

Namun, penggunaan antibiotik dalam budidaya udang kini dilarang di banyak negara, termasuk Indonesia. Mengapa demikian? Berikut adalah beberapa alasan utama yang melandasi larangan tersebut:

 

1. Resistensi Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau secara berlebihan dalam budidaya udang dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Bakteri yang terpapar antibiotik dalam jangka panjang dapat mengembangkan kemampuan untuk bertahan dari pengobatan tersebut.

 

Resistensi ini tidak hanya mengancam keberhasilan pengobatan penyakit pada udang tetapi juga dapat menyebar ke manusia melalui rantai makanan sehingga akan mengurangi efektivitas antibiotik dalam pengobatan penyakit manusia.

 

2. Kontaminasi Lingkungan

Residu antibiotik dari kegiatan budidaya dapat mencemari lingkungan perairan, termasuk sungai, danau, atau laut. Antibiotik yang terlarut di air dapat mengganggu ekosistem lokal dengan memengaruhi mikroorganisme dan organisme lainnya. Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem yang penting untuk keberlanjutan lingkungan.

 

3. Dampak pada Keamanan Pangan

Udang yang terkontaminasi residu antibiotik berisiko membahayakan konsumen. Mengonsumsi makanan yang mengandung residu antibiotik dapat memicu reaksi alergi atau resistensi antibiotik pada manusia. Dalam banyak negara, produk perikanan yang mengandung residu antibiotik melampaui batas yang diizinkan akan ditolak di pasar internasional, sehingga akan merugikan citra dan ekonomi negara penghasil.

 

4. Persyaratan Pasar Ekspor

Pasar internasional, terutama di negara-negara maju saat ini sudah menerapkan standar yang sangat ketat terkait keamanan pangan. Produk budidaya yang terkontaminasi residu antibiotik tidak akan diterima di pasar-pasar tersebut. Larangan penggunaan antibiotik bertujuan untuk memastikan bahwa udang yang diekspor memenuhi persyaratan pasar global.

 

Alternatif Pengendalian Penyakit yang Lebih Aman

Alih-alih menggunakan antibiotik, budidaya udang kini mengadopsi pendekatan yang lebih berkelanjutan, seperti penggunaan probiotik, imunostimulan, manajemen kualitas air dan pemilihan bibit yang tahan penyakit. Metode ini tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga mendukung keberlanjutan jangka panjang industri budidaya.

 

Kesimpulan

Larangan penggunaan antibiotik dalam budidaya udang adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan manusia, kelestarian lingkungan, dan keberlanjutan industri. Dengan beralih ke metode budidaya yang lebih ramah lingkungan, para pembudidaya tidak hanya memenuhi persyaratan pasar internasional tetapi juga turut menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan masyarakat. Upaya bersama antara pemerintah, pembudidaya, dan konsumen sangat diperlukan untuk mendukung praktik budidaya yang bertanggung jawab.



Baca Juga

77 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page