top of page

Peran Siphon dalam Mengatur pH dan Oksigen di Tambak Udang

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 8 Jun
  • 2 menit membaca

Dalam budidaya udang, produktivitas tambak adalah hal terpenting yang harus dicapai demi mendapatkan keuntungan maksimal. Untuk membuat produktivitas tambak senantiasa optimal, maka kualitas air harus dijaga dengan baik.


 

Kualitas air terdiri dari beberapa parameter, namun pH dan kadar oksigen terlarut (DO) yang benar-benar harus diperhatikan. Udang vaname dapat hidup dengan baik pada pH 7,8 hingga 8,5, kurang atau lebih dari nilai tersebut, maka udang berpotensi mengalami stres lingkungan. Begitu pula DO, udang perlu oksigen untuk bernapas, jadi oksigen pada tambak tidak boleh terlalu rendah.

 

Stabilitas keduanya sangat bergantung pada jumlah limbah yang mengendap di dasar tambak. Dengan demikian, pengelolaan limbah harus dilakukan dengan baik dan tepat sasaran. Metode efektif dan murah yang bisa digunakan ialah penggunaan siphon.

 

Bagaimana Siphon Bekerja di Tambak Udang?

Siphon adalah alat sederhana berupa pipa atau selang yang digunakan untuk menyedot kotoran, sisa pakan, lumpur, dan bahan organik yang mengendap di dasar tambak. Limbah organik yang tidak dibersihkan akan terurai menjadi senyawa beracun seperti amonia (NH3), nitrit (NO2), hidrogen sulfida (H2S), dan karbon dioksida (CO2) yang dapat mempengaruhi pH dan kadar oksigen.

 

Peran Siphon dalam Mengatur pH

1. Mengurangi Produksi Karbon Dioksida (CO2)

Proses penguraian bahan organik menghasilkan CO2 yang larut dalam air dan membentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menyebabkan pH turun. Dengan rutin melakukan siphon, jumlah bahan organik akan berkurang dan terkendali, sehingga produksi CO2 bisa menurun. Kondisi tersebut kemudian akan membuat pH air tambak menjadi lebih stabil.

 

2. Mencegah Fluktuasi pH Harian

Fluktuasi pH biasanya terjadi akibat aktivitas fotosintesis plankton di siang hari dan respirasi di malam hari. Limbah organik yang terlalu banyak akan memperparah fluktuasi ini. Siphon membantu menstabilkan pH dengan mengurangi sumber produksi CO2 berlebih.

 

Peran Siphon dalam Mengatur Oksigen (DO)

1. Mengurangi Beban Konsumsi Oksigen oleh Mikroba

Bahan organik di dasar tambak menjadi sumber makanan bagi bakteri pengurai. Proses penguraian ini memerlukan banyak oksigen, terutama pada malam hari. Dengan siphon, jumlah bahan organik yang akan diuraikan akan lebih terkendali sehingga konsumsi oksigen oleh mikroba menurun dan kadar DO tetap stabil.

 

2. Mengurangi Risiko DO Crash

Pada malam hari, kadar DO bisa turun drastis jika bahan organik berlimpah. Fenomena ini dikenal sebagai DO crash, yang sangat berbahaya bagi udang. Siphon mencegah penumpukan bahan organik, sehingga DO crash bisa dihindari.

 

Kesimpulan

Siphon tidak hanya berfungsi sebagai alat pembersih dasar tambak, tetapi juga memainkan peran krusial dalam menjaga kestabilan pH dan oksigen. Dengan lingkungan air yang stabil, udang dapat tumbuh lebih sehat, lebih cepat, dan hasil panen menjadi lebih optimal. Oleh karena itu, penggunaan siphon secara rutin sangat disarankan dalam sistem manajemen tambak udang modern.



Baca Juga

 

Comments


bottom of page