Pakan pada udang memegang peran yang krusial dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Pakan juga memegang persentase besar dalam biaya operasional tambak, sehingga petambak harus melakukan manajemen yang tepat agar tidak merugi.
Sumber: efishery.com
Pemberian pakan yang benar haruslah dilakukan secara efisien, maksudnya adalah pakan yang diberikan dalam jumlah tertentu harus menghasilkan biomassa dengan berat yang setara. Hal ini merujuk pada nilai FCR (Feed Conversion Ratio) udang yang baik, yakni 1,1-1,2 yang berarti biomassa udang yang dipanen memiliki berat yang mendekati atau sama dengan bobot pakan yang ditebar selama proses budidaya.
Definisi
FCR (Feed Conversion Ratio) adalah nilai efektivitas dari pakan yang diberikan pada tambak selama proses budidaya, dimaknai dengan apakah pakan yang selama ini diberikan berhasil dimakan atau diserap oleh udang atau malah terbuang percuma. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa nilai FCR yang semakin kecil, maka tingkat efektivitasnya semakin baik.
Nilai FCR ini tidak hanya menjadi rujukan pada budidaya udang saja, beberapa usaha perikanan lainnya juga menggunakan nilai FCR, seperti budidaya lele, nila, salmon dan sebagainya.
Menghitung Nilai FCR Tambak
Untuk menghitung nilai FCR pada tambak, Anda harus tahu secara pasti berapa total pakan yang digunakan selama periode budidaya, selanjutnya dibagikan dengan nilai biomassa udang yang didapat. Pembagian tersebut bisa dilihat pada rumus di bawah ini.
Sebagai contoh simpelnya, selama proses budidaya, Anda telah menghabiskan pakan sebanyak 1000 kg, dengan nilai biomassa udang yang dipanen mencapai 900 kg. Maka, untuk mengetahui nilai FCR nya adalah dengan membagikan 1000 kg dibagi degan 900 kg.
Dari pembagian tersebut menghasilkan angka 1,1, yang artinya nilai FCR pada tambak yang Anda kelola adalah 1,1 dan nilai tersebut merupakan nilai yang baik, karena setiap 1 kg udang dihasilkan dari 1,1 kg pakan.
Penyebab FCR Tinggi
Setiap petambak menginginkan nilai FCR pada tambaknya senantiasa ideal, namun tidak semua petambak bisa memperolehnya. Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi? Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan nilai FCR pada tambak tinggi.
Suhu Air Tinggi
Dalam budidaya udang, ternyata suhu air yang terlalu tinggi memiliki pengaruh buruk terhadap penyerapan pakan oleh udang. Untuk bisa hidup secara optimal, udang hanya memerlukan suhu berkisar 28-30 derajat celcius.
Saat suhu air meningkat, udang sebenarnya akan mengalami peningkatan nafsu makan juga. Hanya saja, pakan tidak terserap dengan baik, sehingga bobot udang tidak sebanding dengan pakan yang diberikan.
Pemberian Pakan Secara Berlebihan
Overfeeding atau memberikan pakan secara berlebihan juga dapat meningkatkan nilai FCR, karena pakan yang diberikan tidak sebanding dengan jumlah udang yang ada pada tambak. Alhasil, pakan lebih banyak terbuang dibandingkan yang dimakan oleh udang.
Dengan begitu, petambak harus mengerti jumlah pakan yang diberikan pada tambaknya demi menghindari pemberian pakan secara berlebih, karena pakan yang berlebih akan memberikan efek negatif pada tambak dan usaha budidaya.
Memberi Pakan Terlalu Sering
Pada budidaya udang vaname, pemberian pakan yang baik adalah 3 sampai 5 kali sehari, dengan jarak 3 hingga 4,5 jam. Jangan sampai melebihi frekuensi anjuran, sebab memberikan pakan lebih dari 5 kali dalam sehari, itu sama saja dengan memberikan pakan secara berlebihan. Untuk itu, petambak harus senantiasa menghitung dan mengingat berapa kali ia memberi pakan dalam satu hari.
Arus Kincir Berlebihan
Terkadang, arus kincir yang terlalu kuat akan mengganggu udang saat makan, karena arus akan membawa pakan ke tengah kolam, padahal udang belum sempat memakannya. Maka dari itu, pemberian pakan harus dilakukan secara manual, yaitu dengan menebar pakan di sekeliling tambak sambil mematikan kincir. Setelah satu jam pakan ditebar, maka kincir bisa dihidupkan kembali.
Dengan memahami dan menerapkan manajemen pakan yang baik, petambak dapat memastikan pertumbuhan udang yang optimal dan biaya produksi yang lebih rendah.
Baca Juga
Commentaires