Industri budidaya udang semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap produk perikanan. Upaya untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi tersebut kemudian menciptakan suatu inovasi untuk meningkatkan produktivitas. Internet of things merupakan salah satu inovasi yang saat ini mulai banyak diterapkan pada budidaya udang di beberapa negara.

Sumber: rri.co.id
Selain karena permintaan pasar yang semakin tinggi, kemunculan inovasi ini juga ditenggarai oleh banyaknya tantangan yang dihadapi petambak selama proses budidaya, seperti fluktuasi kualitas air, munculnya infeksi penyakit, dan efisiensi operasional. Dengan kemajuan teknologi, penerapan Internet of Things (IoT) dalam sistem otomasi tambak udang menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
1. Monitoring Kualitas Air Secara Real-Time
Kualitas air sangat menentukan kesehatan dan pertumbuhan udang. Sistem IoT memungkinkan pemantauan parameter penting seperti pH, suhu, kadar oksigen terlarut (DO), salinitas, dan amonia secara real-time. Sensor IoT yang terhubung ke platform berbasis cloud memungkinkan petambak menerima data secara otomatis melalui perangkat seluler atau komputer. Dengan demikian, petambak dapat segera mengambil tindakan jika terjadi perubahan parameter yang berisiko bagi udang.
2. Peningkatan Efisiensi Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pemborosan dan pencemaran air. Dengan teknologi IoT, sistem pemberian pakan otomatis dapat diatur berdasarkan kebutuhan udang. Beberapa sistem bahkan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis pola makan udang dan menyesuaikan jumlah pakan yang diberikan. Hal ini tidak hanya menghemat biaya pakan, tetapi juga menjaga kualitas air tetap optimal.
3. Manajemen Energi yang Lebih Efisien
Pompa, aerator, dan sistem penyaringan merupakan perangkat utama dalam tambak udang yang membutuhkan konsumsi energi besar. Dengan sistem IoT, perangkat-perangkat ini dapat dikontrol secara otomatis berdasarkan kebutuhan aktual tambak. Misalnya, aerator hanya akan menyala saat kadar oksigen terlarut turun di bawah batas aman. Hal ini mengurangi konsumsi energi dan menekan biaya operasional.
4. Deteksi Dini Penyakit dan Pencegahan Risiko
Penyakit dapat menyebabkan kerugian besar dalam budidaya udang. Sensor IoT yang terintegrasi dengan teknologi analisis data dapat mendeteksi gejala awal penyakit berdasarkan perubahan parameter lingkungan atau pola aktivitas udang. Dengan data yang diperoleh, petambak dapat mengambil langkah pencegahan lebih cepat sebelum penyakit menyebar luas.
5. Akses Data dan Kontrol Jarak Jauh
Salah satu keunggulan utama sistem IoT adalah kemampuannya dalam memberikan akses kontrol dari mana saja. Dengan aplikasi berbasis web atau seluler, petambak dapat mengontrol kondisi tambak, menyalakan atau mematikan perangkat, serta menganalisis laporan data tanpa harus berada di lokasi. Ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan dalam manajemen tambak, terutama bagi petambak yang mengelola banyak kolam dalam skala besar.
6. Peningkatan Produktivitas dan Keberlanjutan
Dengan penerapan sistem otomasi berbasis IoT, produktivitas tambak meningkat karena proses budidaya menjadi lebih terkontrol dan efisien. Selain itu, penggunaan sumber daya yang lebih hemat serta pengurangan limbah akibat pemberian pakan berlebih juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.
Kesimpulan
Penerapan sistem otomasi berbasis IoT dalam manajemen tambak udang memberikan berbagai keunggulan, mulai dari pemantauan kualitas air real-time, efisiensi pemberian pakan, pengelolaan energi yang lebih baik, hingga deteksi dini penyakit.
Dengan teknologi ini, petambak dapat mengoptimalkan hasil panen, mengurangi risiko kerugian, serta meningkatkan daya saing di industri perikanan. Oleh karena itu, investasi dalam sistem IoT menjadi langkah strategis bagi petambak yang ingin berkembang dan beradaptasi dengan era digital.
Baca Juga
Comentarios