top of page

Kenapa Harga Udang Sering Naik-Turun? Ini Penjelasannya

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 18 Apr
  • 2 menit membaca

Udang merupakan komoditi perikanan yang banyak diminati baik di pasar domestik maupun internasional. Harga udang ditentukan berdasarkan ukurannya, semakin besar ukuran udang, maka semakin tinggi pula harganya.


 

Baik konsumen maupun produsen, pasti sering merasakan ketidakstabilan harga udang, kadang melonjak tinggi, kadang malah turun drastis. Lantas, apa saja yang menyebabkan harga udang sering mengalami fluktuasi? Berikut adalah sejumlah faktor utama yang kerap menjadi penyebabnya.

 

1. Faktor Musiman

Udang bukan komoditas yang bisa dipanen kapan saja dalam jumlah besar. Sebagai contoh, di musim hujan banyak petambak mengalami kesulitan panen karena penurunan kualitas air dan meningkatnya risiko penyakit.

 

Kondisi ini kemudian membuat produksi menurun dan mendorong kenaikan harga akibat terbatasnya pasokan. Sebaliknya, pada masa panen raya atau saat cuaca mendukung, hasil produksi meningkat. Jika suplai di pasar berlimpah, harga pun cenderung turun drastis.

 

2. Permintaan Ekspor

Indonesia adalah salah satu negara pengekspor udang terbesar. Ketika permintaan dari negara-negara pengimpor meningkat, maka harga udang di dalam negeri ikut naik karena sebagian besar stok dialihkan ke pasar ekspor. Namun, jika terjadi pembatasan impor atau hambatan dagang dari negara tujuan, stok udang bisa menumpuk di dalam negeri dan menyebabkan harga anjlok.

 

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ketika pemerintah AS mengumumkan tarif impor sebesar 32% kepada Indonesia, pihak pembeli langsung membatalkan kontraknya dengan eksportir. Kondisi ini secara langsung memengaruhi rantai pasok udang dalam negeri, menyebabkan kelebihan stok dan penurunan harga yang signifikan. Pada akhirnya, tarif tersebut ditunda hingga Juli 2025, yang kemudian memberi sedikit nafas bagi eksportir.

 

3. Biaya Produksi dan Pakan

Kenaikan harga pakan, bahan baku, dan suplemen untuk menunjang proses budidaya juga memengaruhi harga udang. Ketika biaya produksi meningkat, petambak akan menyesuaikan harga jual agar tidak merugi. Hal ini bisa memicu lonjakan harga, terutama jika kondisi ini terjadi secara luas di banyak daerah.

 

4. Serangan Penyakit

Udang memiliki kerentanan tinggi terhadap penyakit seperti white spot dan early mortality syndrome (EMS). Jika wabah meluas, banyak tambak gagal panen, maka produksi nasional pun terganggu. Dalam kondisi seperti ini, harga bisa melonjak tinggi karena pasokan langka.

 

5. Spekulasi dan Permainan Pasar

Tidak bisa dimungkiri, permainan harga oleh tengkulak atau spekulan juga berpengaruh. Ada kalanya stok sebenarnya cukup, tapi harga tetap tinggi karena ada penahanan pasokan di tingkat distributor. Sebaliknya, saat panen raya, harga ditekan serendah mungkin agar mereka bisa membeli dalam jumlah besar.

 

6. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi

Kebijakan impor, ekspor, hingga subsidi pakan atau pupuk bisa ikut berpengaruh. Misalnya, ketika pemerintah memperketat ekspor untuk menjaga pasokan lokal, harga kemudian bisa turun. Tapi jika ada pelonggaran ekspor, harga di pasar domestik berpotensi naik karena stok menyusut.

 

Kesimpulan

Naik-turunnya harga udang dipengaruhi oleh banyak hal yang saling berkaitan. Dari cuaca, permintaan global, biaya produksi, hingga permainan pasar lokal. Untuk mengatasi ketidakstabilan ini, dibutuhkan koordinasi antara pemerintah, petambak, dan pelaku pasar agar harga tetap wajar dan petani tidak terus dirugikan. Transparansi data produksi dan distribusi juga penting agar harga bisa lebih terkendali dan adil untuk semua pihak.



Baca Juga

Comments


bottom of page