top of page

IEU-CEPA: Peluang Emas Perikanan Indonesia Tembus Pasar Eropa

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 22 Jul
  • 2 menit membaca

Saat ini Indonesia dan Uni Eropa telah merundingkan perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang membahas mengenai penghapusan tarif bea masuk dan peningkatan akses pasar bagi produk Indonesia.


ree

Sumber: aseandigest.net 


Peranjian ini tentu menjadi momentum besar bagi sektor perikanan Indonesia untuk menembus pasar Uni Eropa. Melalui penghapusan tarif impor dan kemudahan akses pasar, sektor perikanan Indonesia memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan ekspor ke Eropa, kawasan yang sebelumnya lebih banyak dikuasai oleh negara-negara pesaing seperti Vietnam dan Thailand.

 

Uni Eropa: Pasar Seafood Premium yang Menggiurkan

Uni Eropa dikenal sebagai salah satu pasar seafood terbesar di dunia, hal ini tentu menjadi peluang bagi Indonesia yang memiliki keragaman hasil laut. Saat ini, ekspor perikanan Indonesia ke Uni Eropa masih berada di angka sekitar 6-7% dari total ekspor perikanan nasional. Dengan kemudahan yang ditawarkan IEU-CEPA, angka ini diharapkan dapat meningkat pesat dalam lima tahun ke depan.

 

Manfaat Langsung IEU-CEPA bagi Perikanan Indonesia

Penghapusan tarif bea masuk yang disetujui dalam IEU-CEPA tentu menjadi keuntungan bagi Indonesia. Produk unggulan seperti udang, tuna, cakalang, fillet, surimi, serta produk seafood olahan akan mendapatkan akses pasar Eropa dengan tarif 0% sehingga akan meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar internasional.

 

Tidak hanya soal tarif, IEU-CEPA juga memberikan kemudahan prosedur ekspor melalui penyederhanaan aturan asal barang (rules of origin). Artinya, eksportir Indonesia dapat menembus pasar Eropa dengan proses ekspor yang lebih efisien dan cepat.

 

Produk Perikanan Berpotensi Besar di Pasar Eropa

Produk seperti udang beku, tuna segar dan olahan, hingga seafood siap saji diprediksi akan menjadi primadona ekspor Indonesia ke Eropa. Selama ini, udang Indonesia dikenakan tarif antara 4-7%, sementara tuna bisa mencapai 20%. Dengan tarif 0% setelah IEU-CEPA, harga jual produk Indonesia akan jauh lebih kompetitif.

 

Selain itu, potensi pengembangan produk olahan seperti ikan kalengan, fillet, dan makanan laut siap konsumsi juga sangat besar, terutama mengingat tren konsumsi instan yang meningkat di Eropa.

 

Tantangan Standar Mutu dan Keberlanjutan

Meski peluang besar terbuka lebar, sektor perikanan Indonesia juga menghadapi tantangan serius dalam menembus pasar Eropa. Uni Eropa terkenal sangat ketat terhadap standar mutu, keberlanjutan lingkungan, dan keamanan pangan. Pelaku ekspor perikanan Indonesia perlu memenuhi berbagai sertifikasi seperti HACCP, MSC, serta label keberlanjutan agar dapat memasuki pasar premium tersebut.

 

Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha perikanan Indonesia untuk meningkatkan standar produksi, menerapkan sistem traceability, serta memperkuat industri pengolahan produk perikanan dalam negeri.

 

Kesimpulan

IEU-CEPA membawa angin segar bagi masa depan perikanan Indonesia. Dengan tarif 0%, pasar Eropa terbuka semakin lebar untuk produk-produk laut Indonesia. Namun, untuk memaksimalkan peluang ini, sektor perikanan harus mampu memenuhi standar tinggi pasar Eropa. Dengan persiapan matang, perikanan Indonesia dapat menjadi kekuatan utama ekspor ke Eropa dan meningkatkan kesejahteraan nelayan serta industri pengolahan dalam negeri.



Baca Juga

 

Comments


bottom of page