Keberadaan plankton dalam dunia budidaya udang sudah menjasi hal yang lumrah. Plankton umumnya memiliki berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem tambak udang, namun ada beberapa plankton yang justru mengancam kestabilan ekosistem tambak.
Sumber: undercurrentnews.com
Dinoflagellata adalah kelompok fitoplankton yang sering ditemukan di hampir semua jenis air, termasuk air tambak. Mereka sering dihindari oleh petambak karena dapat mengganggu kestabilan ekosistem tambak. Berikut adalah beberapa informasi penting mengenai dinoflagellata di tambak udang:
Apa itu Dinoflagellata?
Dinoflagellata merupakan organisme akuatik bersel satu atau tunggal dengan alat gerak berupa flagela. Seperti fitoplankton pada umumnya, mereka memiliki kemampuan fotosintesis di siang hari. Pada malam hari, dinoflagellata dapat memancarkan cahaya sebagai respon terhadap pergerakan air, fenomena ini dikenal sebagai bioluminescence.
Sayangnya, kemampuannya tersebut bukanlah pertanda baik, karena saat dinoflagellata memancarakan cahaya itu berarti populasinya sudah sangat tinggi di suatu perairan. Untuk memancarkan cahaya mereka juga membutuhkan oksigen, jadi kadar oksigen pada tambak akan mengalami penurunan.
Dampak Dinoflagellata pada Tambak Udang
Walaupun beberapa jenis Dinoflagellata memiliki peran positif, yaitu menjadi sumber pakan bagi organisme air, namun keberadaan dinoflagellata pada tambak udang seringnya memberikan dampak yang buruk.
Salah satunya ialah mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam tambak, yang mana mereka akan menggunakan oksigen tambak untuk memancarkan sinar pada malam hari. Oksigen terlarut pada tambak akhirnya berfokus pada pemenuhan kebutuhan mereka yang membuat udang menjadi kekurangan oksigen.
Beberapa jenis Dinoflagellata juga memiliki kemampuan dalam menghasilkan racun yang berbahaya bagi udang serta berpotensi dalam memicu ledakan populasi secara masif atau yang dikenal sebagai blooming alga. Saat terjadi blooming alga oleh Dinoflagellata, maka warna air tambak akan berubah menjadi kemerahan atau yang dikenal sebagai fenomena red tide.
Fenomena red tide pada tambak udang mengindikasikan bahwa bahwa perairan tambak sedang dalam keadaan tidak stabil dan berbahaya bagi udang, karena memicu penurunan parameter kualitas air, seperti oksigen terlarut, pH, dan tingkat kecerahan. Fenomena red tide yang dibiarkan tanpa perlakuan, akan memicu kemunculan senyawa berbahaya, seperti hidrogen sulfida.
Kesimpulan
Dinoflagellata merupakan salah satu jenis plankton yang bisa ditemukan di berbagai jenis perairan, termasuk di tambak udang. Sama seperti plankton lain, ia juga memiliki kemampuan berfotosintesis dan menghasilkan oksigen untuk tambak, namun dampak negatif dari Dinoflagellata lebih banyak dibandingkan dengan efek positifnya.
Saat tambak dipenuhi dengan populasi Dinoflagellata, maka yang akan terjadi adalah menurunnya kualitas air, seperti kadar oksigen terlarut, pH air, dan tingkat kecerahan air yang kemudian akan memicu kemunculan hidrogen sulfida.
Apalagi beberapa genus dari Dinoflagellata juga memiliki kemampuan menghasilkan racun berbahaya yang dapat membuat udang mati massal. Melakukan kontrol kualitas air dapat mencegah pertumbuhan dinoflagellata demi keseimbangan ekosistem tambak dan kesehatan udang.
Baca Juga
Comments