Warna pada air tambak menjadi suatu tanda bahwa tambak didominasi oleh kelompok mikroorganisme, baik itu fitoplankton maupun bakteri. Oleh karena itu, warna air termasuk salah satu indikator untuk melihat apakah tambak memiliki kualitas air yang baik atau tidak.
Saat tambak didominasi oleh mikroorganisme baik, maka air akan dominan memiliki warna yang lebih cerah, seperti warna hijau muda dan cokelat muda. Sebaliknya, saat tambak didominasi oleh mikroorganisme berbahaya, tambak akan cenderung memiliki air dengan warna yang lebih gelap dan pekat.
Sumber: tepbac.com
Demi menjaga kualitas air tetap ideal, petambak haruslah menjaga warna air untuk senantiasa berada pada warna idealnya, yaitu hijau muda atau cokelat muda. Sebab, kedua warna ini disinyalir dapat menghindarkan udang dari keracunan amonia. Apakah ada hubungannya antara warna air tambak dengan tingkat toksisitas amonia? Berikut ini penjelasan singkatnya.
Warna Air Hijau Muda
Warna hijau muda pada air tambak udang disebabkan oleh dominasi fitoplankton Chlorophyta, yang juga dikenal sebagai alga hijau. Fitoplankton ini memiliki kandungan klorofil yang setara dengan tanaman tingkat tinggi, sehingga ia dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen untuk tambak. Selain itu, Chlorophyta juga bermanfaat sebagai makanan alternatif bagi udang, karena mengandung nutrisi yang baik untuk udang.
Warna Air Cokelat Muda
Tambak dengan warna air cokelat muda menunjukkan bahwa tambak tersebut didominasi oleh fitoplankton Diatom. Fitoplankton ini juga mengandung klorofil yang lebih kompleks, yakni klorofil a, c, betakaroten dan xantofil sehingga membuat warnanya cokelat muda keemasan. Sama seperti Chlorophyta, fitoplankton jenis ini juga memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen terlarut dalam tambak. Selain itu, Diatom juga mengandung omega-3 yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan udang.
Hubungan Warna Air dan Konversi Amonia
Baik fitoplankton Chlorophyta maupun Diatom yang ada pada air tambak ideal, keduanya memiliki kemampuan fotosintesis dan menghasilkan oksigen untuk tambak. Suplai oksigen dari keduanya dapat menjaga kestabilan oksigen pada tambak. Saat oksigen tambak dalam keadaan stabil, maka nitrifikasi akan berjalan dengan maksimal.
Nitrifikasi sendiri merupakan suatu proses pengubahan amonia pada tambak menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti nitrit dan nitrat yang dilakukan oleh bakteri aerob (memerlukan oksigen). Tahapan nitrifikasi dimulai dari konversi amonia menjadi nitrit dengan bantuan bakteri Nitrosomonas yang membutuhkan oksigen untuk bekerja. Selanjutnya, nitrit kembali diubah menjadi nitrat dengan bantuan bakteri Nitrobacter yang juga membutuhkan oksigen untuk bekerja.
Ketika amonia pada tambak berhasil dikonversi menjadi nitrat, maka secara otomatis kadar amonia pada tambak akan berkurang, sehingga tingkat toksisitasnya bagi udang juga menurun. Selanjutnya, nitrat yang dihasilkan pada akhir proses nitrifikasi tadi sebagian besar akan dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton yang ada pada tambak sebagai sumber energi untuk melakukan proses fotosintesis, sehingga kadar nitrat ditambak juga akan tetap rendah.
Kesimpulan
Warna hijau muda dan cokelat muda pada air tambak mengandung fitoplankton berklorofil yang dapat berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Saat oksigen tambak stabil, maka konversi amonia menjadi nitrat melalui proses nitrifikasi dapat berjalan dengan maksimal. Dengan begitulah warna air tambak berperan dalam menurunkan kadar amonia.
Baca Juga
Comments