top of page
Audri Rianto

Pentingnya Memonitori Lumpur Tambak Sejak Awal

Keberadaan lumpur pada tambak sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan para pembudidaya udang. Sumber lumpur tambak ini berasal dari pakan yang tak termakan, kotoran udang, hingga plankton yang mati dan membusuk.

Hal ini memberikan gambaran bahwa lumpur tambak sangat banyak mengandung bahan organik serta dapat berpotensi memiliki sifat asam apabila tidak ditangani dengan baik. Kondisi tersebut tentu sangat merugikan bagi pengusaha budidaya udang, karena dapat menimbulkan penyakit pada udang.


Sumber: antarafoto.com

Akumulasi bahan organik yang berlebihan tersebut akan membuat menurunnya kadar oksigen dalam air. Jika hal ini terus berlanjut maka tambak akan menimbulkan senyawa beracun yang dapat membuat udang mengalami stres, nafsu makan menurun hingga menyebabkan udang mati.


Memantau Lumpur Tambak

Pengawasan terhadap kualitas lumpur tambak sebaiknya dilakukan sejak awal proses persiapan tambak. Secara umum, persiapan tambak sebelum memulai proses budidaya bertujuan untuk mengubah bahan organik yang terkumpul pada dasar tambak menjadi mineral yang baik untuk tambak.


Hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki pintu air pada pematang tambak serta memasang saringan pada pintu air dan dilanjutkan dengan mengangkat lumpur yang ada pada tambak.


Langkah selanjutnya adalah melakukan pengeringan pada tambak dengan bantuan sinar matahari selama beberapa hari. Pengeringan tambak ini memiliki tujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang ada menjadi mineral atau hara sehingga tambak kembali dalam keadaan subur.


Pengeringan tambak ini juga bertujuan untuk membunuh bakteri patogen penyebab penyakit, serta mematikan benih hama yang masih tersisa pada tambak.


Saat proses pengeringan berlangsung, sebaiknya lakukan pengangkatan lumpur dengan cara mengeruknya dan menempatkannya pada pematang, sehingga permukaan pematang menjadi lebih tinggi untuk menghindari terjadinya kebocoran pematang.


Agar kondisi tambak tetap terjaga selama proses budidaya berlangsung, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan, yaitu menggunakan input budidaya yang tidak berlebihan, tidak memberi pakan secara berlebihan, membuang sisa pakan yang mengendap dengan segera, serta mempertahankan limbah untuk tidak mengalami kondisi sedimentasi dengan menggunakan kincir.


Pemantauan lumpur tambak dilakukan dengan mengukur laju sedimentasi pada tambak secara rutin sejak udang memasuki usia 30 hari hingga panen. Pemantauan ini dilakukan 10 sampai 15 hari sekali.



Baca Juga:

282 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page