Sortasi, Tahapan Krusial pada Ekspor Udang
- Redaktur: Audri Rianto
- 53 menit yang lalu
- 2 menit membaca
Indonesia merupakan negara yang sangat sering mengekspor produk perikanannya, dan komoditas utamanya adalah udang. Penting untuk dipahami bahwa pasar global menetapkan kriteria yang sangat ketat terhadap mutu produk sebelum dapat diperjualbelikan.

Sumber: zolimmachinery.com
Untuk memenuhi standar tersebut, proses sortasi menjadi metode yang cukup vital dalam menjaga mutu udang sebelum dikirim ke pasar internasional.
Sortasi adalah tahap pemilahan udang berdasarkan kriteria tertentu, seperti ukuran, warna, kondisi fisik, dan tingkat kesegaran. Tujuan dilakukan pemilahan ini adalah untuk memastikan hanya produk terbaik saja yang sampai ke tangan konsumen.
Proses ini menjadi kunci untuk menjaga reputasi produk Indonesia di pasar global dan menghindari risiko penolakan di negara tujuan.
Aspek Penting pada Proses Sortasi
Salah satu aspek terpenting dalam sortasi adalah pengukuran ukuran udang. Pasar ekspor biasanya mengharuskan udang diklasifikasikan dalam kategori tertentu, seperti 21/25, 26/30, atau 31/40 (jumlah ekor per pon).
Kesetaran ukuran serta bentuk kemasan menentukan minat pembeli, karena tampilan yang baik akan meningkatkan citra dari produk tersebut. Oleh karena itu, sortasi ukuran harus dilakukan dengan cermat dan presisi.
Selain ukuran, kualitas fisik udang juga harus dipisahkan. Udang yang cacat, rusak, atau berubah warna harus dipisahkan dari yang sehat. Misalnya, udang dengan kepala hitam, bercak merah, atau daging lembek dikategorikan sebagai produk tidak layak ekspor.
Hal ini penting untuk dilakukan karena produk dengan cacat ringan sekalipun dapat merusak keseluruhan citra produk dan berpotensi menurunkan harga jual.
Kebersihan juga menjadi bagian krusial dari sortasi. Udang harus bersih tanpa kontaminasi zat asing, serta tidak mengeluarkan bau amis yang menyengat. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan terhadap residu kimia atau kontaminan logam berat juga dilakukan sebelum proses pengemasan. Negara-negara tujuan ekspor memberlakukan regulasi ketat terkait keamanan pangan, dan setiap pelanggaran dapat berujung pada pemberian sanksi serius.
Manajemen Mutu Produk
Proses sortasi bukan hanya sebatas aktivitas teknis, tapi bagian dari sistem manajemen mutu. Untuk itu, sortasi harus dilakukan oleh tenaga kerja terlatih yang memahami standar internasional. Mereka bekerja dalam ruangan berpendingin untuk menjaga suhu produk tetap stabil demi mencegah degradasi kualitas.
Selain itu, sortasi juga berdampak pada efisiensi logistik. Dengan memilah udang berdasarkan kualitas dan ukuran, perusahaan dapat menentukan strategi pengemasan dan distribusi yang tepat, mengurangi potensi kerusakan selama pengiriman, dan mengoptimalkan biaya operasional.
Untuk saat ini, proses sortasi bahkan sudah menggunakan teknologi digital berbasis sensor, yang mana dapat mendeteksi kualitas udang secara otomatis dan konsisten, sehingga mempercepat proses sekaligus meningkatkan akurasi.
Bisa disimpulkan bahwa sortasi memegang peran sentral dalam menjamin kualitas udang. Tanpa sortasi yang baik, kualitas produk menjadi sulit dikontrol dan risiko penolakan dari pasar internasional juga akan meningkat.
Oleh karena itu, investasi pada proses sortasi, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusia, adalah langkah strategis yang tidak bisa diabaikan oleh pelaku industri udang di Indonesia.
Baca Juga