Pengaruh Lingkungan terhadap Survival Rate Udang Vaname
- Redaktur: Audri Rianto
- 11 Agu
- 2 menit membaca
Membudidayakan udang vaname tidak semudah yang dibayangkan, karena di setiap prosesnya pasti akan ada tantangan yang dapat menurunkan produktivitas. Aspek yang paling mempengaruhi produktivitas dalam membudidayakan udang vaname ialah tingkat kelangsungan hidupnya atau survival rate.

Sumber: zettafarms.com
Saat survival rate tinggi, tandanya tambak dalam keadaan terjaga lingkungannya dan hampir semua udang sehat dan dapat dipanen, namun ketika nilai survival rate rendah, itu berarti tambak memiliki lingkungan yang tak stabil dan membuat udang gampang mati. Dari penjelasan tersebut, bisa dibilang bahwa survival rate sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tambak.
Ā
Kualitas Air Sebagai Faktor Utama
Lingkungan tambak yang sehat tercipta dari kualitas airnya yang baik, sehingga memungkinkan udang tetap hidup hingga masa panen tiba. Beberapa aspek penting yang membangun lingkungan tambak yang sehat adalah:
Ā
Suhu
Air tambak harus memiliki suhu yang optimal, yaitu di angka 26-32oC. Nilai yang di bawah atau di atas rentan tersebut akan membuat udang stres. Saat suhu air tambak rendah, udang akan mengalami perlambatan metabolisme, dan saat suhu air tambak tinggi, udang akan mudah terinfeksi penyakit.
Ā
Salinitas
Tingkat keasinan air tambak juga harus stabil di angka 15-30 ppt, jangan sampai terjadi perubahan mendadak, sebab hal itu akan memperparah stres udang dan berujung pada kematian mendadak.
Ā
pH Air
pH air tambak harus terus dijaga kestabilannya, yaitu di angka 7,5-8,5. pH air sangat berpengaruh terhadap reaksi kimia yang ada pada tambak, seperti pembentukan amonia dan hidrogen sulfida dan tingkat toksisitasnya. Bisa dikatakan, jika petambak tak ingin tambaknya toksik, maka pH harus dipantau setiap hari.
Ā
Oksigen Terlarut
Tanpa oksigen, udang akan kesulitan bernapas, maka jaga kadarnya untuk tidak kurang dari 4 ppm. Pantau terus kadarnya serta optimalkan aerasi, guna menghindari penurunan survival rate akibat kematian massal.
Ā
Kondisi Sedimen
Kondisi dasar tambak juga harus diperhatikan dengan jeli dan dijaga dengan baik. Jangan sampai dasar tambak mengalami sedimentasi berlebihan atau menumpuknya bahan organik secara masif dalam waktu lama.
Ā
Sedimen yang menebal akan membuat tambak menjadi toksik melalui penguraian anaerob. Limbah mengalami penguraian anaerob akan menghasilkan gas beracun yang dapat membuat udang mati mendadak. Tanpa perhatian dan penanganan yang tepat sasaran, akan semakin banyak udang yang keracunan dan mati.
Ā
Kemunculan Patogen Penyakit
Kondisi lingkungan yang terus-terusan berfluktuatif, diperburuk oleh dasar tambak yang penuh sedimen akibat jarang dibersikan, akan membuat patogen penyakit hidup dengan bebas. Kondisi tambak yang seperti itu sangat disukai oleh bakteri vibrio.
Ā
Petambak sudah pasti tahu bahwa bakteri vibrio termasuk pembawa penyakit mematikan untuk udang dan patut dijauhi. Dua penyakit dari bakteri vibrio adalah White Feses Desease dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease. Jika udang sudah terinfeksi kedua penyakit ini, maka petambak harus bersiap untuk melakukan panen darurat, apabila ditunda maka udang akan banyak yang mati.
Baca Juga
Ā
Komentar