Mengapa Dekomposisi Anaerob Merugikan Budidaya Udang?
- Redaktur: Audri Rianto
- 19 Jul
- 2 menit membaca
Kualitas dasar tambak sangat mempengaruhi tingkat kualitas air, karena seperti yang kita tahu bahwa dasar tambak sangat rentan menjadi tempat mengumpulnya bahan organik. Tugas petambak ialah mengendalikan endapan bahan organik tersebut, agar tidak menumpuk secara berlebihan.

Sumber: istockphoto.com
Akumulasi bahan organik di tambak yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan proses dekomposisi bahan organik secara anaerob di dasar tambak. Proses ini tidak baik bagi udang dan sangat merugikan. Berikut ini penjelasan mengapa dekomposisi anaerob sangat merugikan.
Apa Itu Dekomposisi Anaerob?
Dekomposisi anaerob merupakan proses penguraian bahan organik oleh bakteri tanpa bantuan oksigen. Kondisi anaerob umumnya terjadi saat dasar tambak mengalami kekurangan oksigen, sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh dengan cepat. Akibatnya, proses penguraian menghasilkan gas-gas berbahaya seperti amonia (NH₃), hidrogen sulfida (H₂S), dan metana (CH₄).
Penurunan Kualitas Air
Gas-gas beracun yang dihasilkan dari proses dekomposisi anaerob akan membuat air tambak menjadi tidak sehat. Gas amonia dapat menyebabkan pH air menjadi tidak stabil dan cenderung lebih asam. Sementara itu, hidrogen sulfida memiliki aroma menyengat yang tidak sedap, dan jika kadarnya tinggi di air tambak, air akan berbau tidak enak.
Kemunculan gas-gas tersebut juga akan membuat kadar oksigen terlarut semakin menurun dan air juga akan terlihat menjadi lebih keruh. Lingkungan budidaya akan semakin tidak stabil dan ini tentunya akan membuat udang menjadi tidak nyaman.
Dampak Terhadap Kesehatan dan Pertumbuhan Udang
Gas beracun yang dihasilkan akan menurunkan imunitas udang, sehingga udang menjadi rentan terhadap serangan penyakit. Kadar oksigen yang semakin menurun membuat udang menjadi kesulitan bernapas, sehingga udang akan lebih sering terlihat berenang di permukaan air.
Kondisi seperti ini jika dibiarkan terlalu lama tentu akan membuat udang mengalami stres fisiologis yang berdampak pada pertumbuhan udang yang melambat, ketika masuk masa molting udang akan kesulitan menumbuhkan cangkang baru dan yang paling parah ialah udang akan banyak mengalami kematian.
Bagaimana Mencegah Dekomposisi Anaerob?
Untuk mencegah terjadinya dekomposisi anaerob, petambak perlu menerapkan manajemen dasar yang tepat. Beberapa langkah manajemen yang dimaksud antara lain:
Jangan biarkan lumpur terus menumpuk di dasar tambak, artinya petambak harus melakukan pengangkatan lumpur secara berkala.
Mengoptimalkan aerasi, tidak hanya untuk menjaga kadar oksigen tetap tersedia hingga dasar tambak, aerasi juga diperlukan untuk mendistribusikan bahan organik agar tidak menumpuk di satu titik.
Menggunakan probiotik untuk membantu penguraian bahan organik secara aerob.
Mengontrol pemberian pakan agar tidak berlebihan sehingga limbah sisa pakan bisa dikurangi.
Mengelola padat tebar udang sesuai kapasitas tambak.
Kesimpulan
Dekomposisi anaerob merupakan masalah serius dalam budidaya udang karena menyebabkan penurunan kualitas air, meningkatkan stres, dan menurunkan produktivitas. Dengan pengelolaan tambak yang baik, kondisi anaerob dapat dicegah sehingga udang tumbuh lebih sehat dan hasil budidaya maksimal.
Baca Juga
Komentar