top of page

4 Spesies yang Dapat Dibudidayakan Bersama Udang pada Sistem Polikultur

Redaktur: Audri Rianto

Budidaya udang di Indonesia merupakan salah satu jenis usaha perikanan yang cukup populer, hal ini dibuktikan dari rutinnya Indonesia mengekspor udang ke luar negeri. Inovasi demi inovasi tercipta setiap harinya demi meningkatkan produktivitas, dan salah satunya ialah polikultur.


Sumber: minapoli.com

 

Polikultur sendiri dapat meningkatkan produktivitas tambak dua kali lipat, karena petambak tidak hanya bergantung pada hasil panen dari satu komoditas. Udang diketahui dapat dibudidayakan secara polikultur dengan syarat komoditi pendamping memiliki toleransi lingkungan yang sama seperti udang. Beberapa komoditi yang cocok dibudidaya secara polikultur dengan udang adalah:

 

1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Polikultur udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu metode budidaya yang berkelanjutan dan menguntungkan. Kedua spesies ini memiliki karakteristik yang mendukung satu sama lain, baik dari segi ekologi maupun ekonomi.


Ikan bandeng dapat hidup di perairan payau dan memiliki toleransi salinitas yang tinggi. Selain itu, ia mampu mengonsumsi alga dan plankton yang tumbuh di tambak, sehingga dapat mengurangi pertumbuhan berlebih yang dapat mengganggu kualitas air. Selain itu, ikan bandeng juga tidak bersifat predator bagi udang vaname, sehingga aman apabila dibudidayakan secara bersamaan.

 

2. Nila (Oreochromis sp.)

Polikultur ikan nila (Oreochromis sp.) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei) juga merupakan metode budidaya yang efisien. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki karakteristik yang memungkinkan mereka untuk hidup berdampingan dalam satu ekosistem tambak dengan manfaat ekonomi dan ekologis yang signifikan.

 

Ikan nila memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan lingkungan serta memiliki tingkat kelangsungan hidup yang juga tinggi. Bersifat omnivora, sehingga akan bermanfaat dalam memakan sisa pakan yang ada di tambak dan membuat kualitas air menjadi lebih baik.

 

3. Kerang Hijau (Perna viridis)

Kerang hijau dapat hidup pada lingkungan bersalinitas 20-35 ppt, sama dengan udang vaname. Selain itu, kerang hijau juga bersifat filter feeder, yang berarti mereka dapat menyaring air dengan cara mengonsumsi plankton serta partikel organik yang berlebih. Hal ini membawa beberapa manfaat:

  • Menurunkan kandungan bahan organik berlebih, mengurangi risiko ledakan alga (algal bloom) yang dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen di tambak.

  • Mengurangi kandungan amonia dan nitrat yang berasal dari sisa pakan dan kotoran udang, sehingga membantu menjaga keseimbangan ekosistem tambak.

  • Menjernihkan air, meningkatkan penetrasi cahaya yang dapat mendukung pertumbuhan fitoplankton secara terkendali.

 

4. Rumput Laut (Gracilaria sp.)

Sama seperti kerang hijau, rumput laut juga memiliki manfaat sebagai biofilter yang dapat menyerap zat sisa yang dihasilkan dari budidaya udang. Keunggulan lainnya ialah rumput laut dapat memanfaatkan unsur hara yang ada di perairan, sehingga petambak tidak perlu memberikan pakan tambahan, sehingga tidak meningkatkan biaya produksi.

 

Kesimpulan

Polikultur udang dengan berbagai spesies seperti bandeng, nila, kerang hijau, dan rumput laut dapat meningkatkan efisiensi tambak serta memberikan keuntungan ekonomi yang lebih baik. Selain itu, sistem ini dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan kualitas air sehingga budidaya lebih berkelanjutan. Dengan menerapkan teknik yang tepat, polikultur bisa menjadi solusi inovatif dalam industri perikanan budidaya.



Baca Juga

99 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page