top of page

Tak Hanya di Indonesia, Tarif Trump juga Buat Petambak di India Pusing

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 1 hari yang lalu
  • 2 menit membaca

Tarif impor yang disahkan oleh Donald Trump, Presiden Amerika Serikat pada beberapa negara telah berhasil membuat pelaku usaha gigit jari, terutama pada sektor perikanan khususnya ekspor udang. Tak hanya di Indonesia, hal tersebut juga dirasakan oleh petambak udang yang ada di India.


ree

 

Sama seperti Indonesia, India juga sangat bergantung pada Amerika Serikat, terutama dalam hal ekspor udang. Tarif yang dikenakan Trump terhadap India dinilai sangat besar, yakni 25% belum lagi tarif tambahan sebagai sanksi untuk India karena telah membeli minyak dari Rusia sebesar 25%, jadi total tarif yang harus dibayarkan oleh India adalah 50%.

 

Tarif impor yang tinggi menyebabkan importir di Amerika Serikat enggan membeli udang asal India, sehingga para pembudidaya di India terpaksa mengubah arah usahanya dan mempertimbangkan cara lain untuk tetap berpenghasilan.

 

V. Srinivas, seorang pembudidaya udang dari pesisir selatan India yang telah sukses dalam dua dekade menjadikan India sebagai pemasok utama ke Amerika Serikat mengaku kewalahan imbas tarif yang terlalu besar.

 

Ia mengatakan dengan tarif tersebut, sepertinya sangat sulit untuk mendapatkan keuntungan. Terlebih lagi ia sudah terlanjur memiliki hutang sebesar $45.800 yang sulit ia bayar, sehingga untuk saat ini ia berencana untuk beralih membudidayakan ikan, dikutip dari kontan.co.id.

 

Dominasi Pasar Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan pasar terbesar bagi eksportir udang di India, dengan kata lain selama ini India sangat bergantung dengan Amerika Serikat dalam menjual udang yang mereka produksi. Tahun lalu saja, India telah mengekspor produk seafood sebesar $7,4 miliar dan 40% dari nilai tersebut berasal dari udang.

 

Pemberlakuan tarif 25% ditambah sanksi 25%, membuat India harus membayar sebesar 50% untuk mengekspor udangnya. Hal ini kemudian membuat produk udang India kalah saing dengan produk udang dari negara lain, terutama Ekuador yang merupakan pesaing utamanya. Ekuador sendiri hanya mendapatkan tarif sebesar 15%, membuatnya semakin leluasa untuk terus melakukan ekspor udang ke AS.

 

Dampak pada Petambak dan Strategi Diversifikasi

Kepala Seafood Exporters Association of India, Pawan Kumar mengatakan bahwa pesanan udang dari klien AS beberapa minggu terakhir berhenti, karena pembeli tidak mau menanggung tarif yang terlalu tinggi serta eksportir juga terpaksa harus menurunkan harga yang dibayarkan kepada petambak.


Beberapa petambak di sana juga memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan budidaya udang mereka dan mulai beralih membudidayakan ikan.

 

Kota Ongole, seorang petambak sekaligus ketua serikat mengatakan, tantangannya tidak hanya pada tarif impor yang besar, tetapi juga pada biaya produksinya. Banyak biaya yang dikeluarkan, seperti untuk sewa lahan, listrik, dan pakan.


Sebelum diberlakukan tarif tersebut, petambak bisa mendapatkan keuntungan 20–25%. Sementara untuk saat ini, imbas tarif yang tinggi membuat harga semakin anjlok dan mustahil untuk mendapatkan keuntungan.

 

Comments


bottom of page