Kekeruhan air merupakan salah satu parameter penting dalam budidaya udang yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan perairan dan kesehatan udang. Tingkat kekeruhan air yang tinggi sering kali menjadi masalah dalam sistem tambak intensif, terutama yang diakibatkan oleh aktivitas biologis, sisa pakan, serta partikel lumpur atau sedimen.
Sumber: tambakmilenial.com
Kondisi ini dapat berdampak langsung pada penyerapan nutrisi oleh udang, yang pada akhirnya memengaruhi pertumbuhan, produktivitas, dan kesehatan udang.
1. Pengaruh Kekeruhan terhadap Pencarian Pakan
Udang terutama jenis vaname (Litopenaeus vannamei), memanfaatkan kombinasi indera penciuman dan penglihatan untuk mencari pakan. Dalam kondisi air yang keruh, visibilitas akan menurun drastis sehingga udang akan kesulitan menemukan pakan yang diberikan.
Akibatnya, udang akan memakan apa saja yang ia jumpai, termasuk partikel lumpur atau sedimen yang terbawa dalam air keruh. Secara nutrisi, hal ini tentu tidak bermanfaat atau bahkan malah membahayakan.
2. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Air keruh biasanya mengandung partikel halus, seperti lumpur dan bahan organik. Jika partikel-partikel ini tertelan oleh udang bersama pakan, mereka dapat mengendap di saluran pencernaan. Hal ini mengurangi efisiensi pencernaan karena saluran pencernaan udang terisi material yang sulit dicerna atau tidak bernutrisi. Akibatnya, proses penyerapan nutrisi penting seperti protein, lipid, dan karbohidrat menjadi terganggu.
3. Metabolisme Terganggu
Kekeruhan air sering kali terkait dengan peningkatan kebutuhan oksigen biokimia (BOD) dan penurunan kadar oksigen terlarut (DO) di dalam tambak. Kondisi ini menyebabkan stres metabolik pada udang yang berhubungan langsung terhadap penurunan nafsu makan.
Jika nafsu makan udang menurun, otomatis asupan pakan dan penyerapan nutrisi menjadi berkurang. Selain itu, lingkungan dengan kadar oksigen rendah dapat memperlambat metabolisme, sehingga proses asimilasi nutrisi tidak optimal.
4. Meningkatkan Risiko Penyakit
Lingkungan air yang keruh sering kali menjadi tempat berkembang biak mikroorganisme patogen seperti bakteri Vibrio spp. Udang yang terpapar patogen ini lebih rentan terhadap penyakit seperti vibriosis. Selain itu, stres akibat kualitas air yang buruk dapat melemahkan sistem imun udang, sehingga tubuhnya tidak mampu memanfaatkan nutrisi dengan baik untuk pertahanan tubuh.
Solusi untuk Mengatasi Kekeruhan Air
Mengelola kekeruhan air dalam tambak budidaya udang sangat penting untuk memastikan penyerapan nutrisi tetap optimal. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa diterapkan oleh petambak:
Pengelolaan Kualitas Air: Menggunakan sistem aerasi untuk meningkatkan sirkulasi air dan oksigenasi. Penyaringan dan pengendapan partikel lumpur juga dapat membantu mengurangi kekeruhan.
Pemberian Pakan Berkualitas: Menggunakan pakan buatan yang diformulasikan khusus untuk udang dengan tingkat kecernaan tinggi dan stabilitas yang baik di air.
Pemantauan Rutin: Melakukan pemantauan berkala terhadap parameter kualitas air, termasuk tingkat kekeruhan, kadar oksigen terlarut, dan BOD.
Manajemen Limbah: Mengurangi penumpukan bahan organik di dasar tambak dengan membersihkan sisa pakan dan kotoran secara berkala.
Kesimpulan
Tingkat kekeruhan air memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan udang dalam menyerap nutrisi. Gangguan pada pencarian pakan, efisiensi pencernaan, metabolisme, dan risiko penyakit menjadi konsekuensi dari kekeruhan yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, pengelolaan kualitas air yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya udang. Dengan menjaga air tetap jernih dan sehat, pertumbuhan dan produktivitas udang dapat dioptimalkan.
Baca Juga
Comments