Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengembangkan pembangki listrik tenaga surya untuk lemari pendingin perikanan. Pengembangan colds storage ini merupakan upaya dalam menunjang kegiatan perekonomian berbasis kemaritiman dengan melibatkan kementerian terkait.
Sumber: akurat.co
“Kami masih membuat pilot project dengan KKP untuk mendukung PLTS cold storage yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sampai sekarang masih mengandalkan PLN,” ujar Harris Yahya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM.
Harris mengatakan untuk saat ini Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) tengah menyusun program pengembangan klaster ekonomi maritim dengan melakukan identifikasi potensi pengembangan EBT hingga pembahasan bentuk usaha penyediaan tenaga listrik yang diharapkan dapat diselesaikan di bulan Agustus mendatang.
Harris juga menjelaskan jika cold storage ini menjadi paling potensial untuk digarap dengan memanfaatkan tenaga surya. Dari data yang ada, tercatat sebanyak enam dari perusahaan yang memiliki cold storage dengan kapasitas 3.850 ton masih membutuhkan listrik.
Akselerasi EBT di Indonesia ini memungkinkan dapat dipercepat di tengah pandemi ini, sehingga target tambahan kapasitas pembangkit EBT sebanyak 9.000 NW di tahun 2024 bisa tercapai. Jumlah tersebut meliputi pembangkit hidro 3.900 MW, bioenergi, 1.200 MW, panas bumi 1.000 MW dan panel surya 2.000 MW.
Kementerian ESDM sedang berproses dalam melakukan restructure dan refocusing karena menurut Harris selama ini perkembangannya memang belum berjalan dengan optimal untuk EBT.