top of page

Mengelola Limbah dan Meningkatkan Produktivitas Tambak dengan IMTA

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 19 Jan
  • 3 menit membaca

Industri akuakultur, termasuk budidaya udang, merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Namun, di balik potensinya yang besar, tantangan lingkungan seperti limbah organik dan anorganik menjadi perhatian utama. Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) hadir sebagai solusi yang tidak hanya dapat diterapkan dalam mengelola limbah, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas tambak secara berkelanjutan.


 

Pengertian IMTA

Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) adalah sistem akuakultur terpadu yang mengombinasikan berbagai jenis organisme akuakultur dari berbagai tingkat trofik dalam satu ekosistem.

 

Konsep ini mengintegrasikan spesies yang saling melengkapi, seperti ikan, kerang, rumput laut, dan udang, sehingga limbah dari satu spesies dapat dimanfaatkan oleh spesies lainnya. Dalam konteks budidaya udang, limbah organik seperti sisa pakan dan kotoran udang dapat dimanfaatkan oleh tanaman laut atau organisme penyaring.

 

Pengelolaan Limbah Secara Efisien

Seperti yang kita ketahui, pemanfaatan lahan sebagai tambak pembudidayaan udang kerap kali mengalami eksploitasi secara masif dan berkesinambungan. Akibat dari kegiatan tersebut, tambak udang kerap menghasilkan limbah organik dan anorganik yang berpotensi mencemari lingkungan perairan.

 

Untuk meminimalisir produksi limbah yang berlebihan, konsep IMTA dapat memanfaatkan limbah tersebut sebagai sumber nutrisi bagi organisme lain. Organisme yang dapat disandingkan dengan udang pada konsep IMTA ialah:

  • Rumput laut, akan memanfaatkan nutrien anorganik, seperti nitrogen dan fosfor yang berlebihan pada tambak. Nutrien yang terlalu banyak pada perairan tambak dapat memicu ledakan alga apabila tidak diatasi secepat mungkin. Keberadaan rumput laut akan meminimalisir nutrien-nutrien tersebut, sehingga kualitas air tetap terjaga dengan baik.


  • Moluska atau kerang-kerangan, akan berperan sebagai filter feeder yang akan memakan partikel-partikel organik yang tersuspensi dalam air, seperti sisa pakan udang, kotoran udang, dan plankton.


Dengan demikian, siklus nutrien menjadi lebih efisien serta dampak negatif terhadap lingkungan perairan dapat diminimalkan.

 

Memperbaiki Kualitas Air

Berkat peran penting dari rumput laut dan kerang dalam menyerap nutrien berlebih serta menyaring partikel organik, tentu akan membantu menjaga kualitas air tambak tetap ideal. Lingkungan perairan yang bersih mendukung metabolisme dan kesehatan udang, sehingga menurunkan risiko penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup.

 

Meningkatkan Produktivitas

IMTA memungkinkan petambak menghasilkan berbagai komoditas dalam satu siklus budidaya. Selain udang, hasil panen tambahan seperti rumput laut dan kerang dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas. Hal ini juga membantu mengurangi risiko ekonomi akibat fluktuasi harga udang di pasar.

 

Mendorong Keberlanjutan

Dengan mengintegrasikan spesies yang saling melengkapi, IMTA menciptakan sistem produksi yang lebih ramah lingkungan. Sistem ini juga mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

 

Implementasi IMTA dalam Budidaya Udang

Penerapan IMTA membutuhkan perencanaan matang dan pemahaman mendalam tentang ekologi perairan. Berikut adalah langkah-langkah implementasi IMTA dalam budidaya udang:

  1. Pemilihan Lokasi: Lokasi harus memiliki kondisi perairan yang mendukung keberlangsungan semua spesies yang akan dibudidayakan.

  2. Pemilihan Spesies: Kombinasi spesies harus disesuaikan dengan kebutuhan dan limbah yang dihasilkan. Udang dapat dikombinasikan dengan rumput laut seperti Gracilaria atau Caulerpa, serta moluska seperti tiram atau kerang.

  3. Desain Sistem Budidaya: Sistem tambak atau keramba harus dirancang agar memungkinkan interaksi antarspesies. Pengaturan aliran air juga harus optimal untuk distribusi nutrien yang merata.

  4. Monitoring dan Evaluasi: Pemantauan kualitas air, pertumbuhan organisme, dan keseimbangan ekosistem sangat penting untuk memastikan keberhasilan sistem IMTA.

 

Kesimpulan

Penerapan IMTA dalam budidaya udang adalah langkah strategis untuk mengelola limbah, meningkatkan produktivitas, dan mendorong keberlanjutan. Dengan memanfaatkan prinsip integrasi dan siklus nutrien, sistem ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat menjaga kelestarian lingkungan.



Baca Juga


Comments


bottom of page