top of page

Kontribusi IPAL terhadap Pengurangan Limbah Organik di Perairan

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 6 jam yang lalu
  • 2 menit membaca

Tambak udang kerap kali menghasilkan limbah cair yang dapat mengancam perairan di sekitar kawasan budidaya. Limbah cair ini terbentuk dari sisa pakan, feses udang, serta bahan-bahan organik lain yang larut maupun mengendap di dasar tambak.


Sumber: efishery.com

 

Limbah cair ini nantinya akan dibuang ke lingkungan sekitar, jika tidak ditangani dengan baik, maka limbah akan mencemari aliran air seperti sungai, kanal, bahkan laut, sehingga menyebabkan penurunan kualitas air, kematian organisme, dan gangguan ekosistem.

 

Untuk mencegah kerusakan tersebut, salah satu solusi paling efektif yang bisa dilakukan petambak adalah dengan menerapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

 

Apa Itu Limbah Organik dan Mengapa Berbahaya?

Limbah organik adalah material limbah yang terbentuk dari akumulasi sisa bahan organik hasil kegiatan budidaya dan dapat dengan mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Proses penguraian tersebut memerlukan oksigen yang terlarut dalam air.

 

Dengan demikian, semakin banyak limbah organik yang masuk ke dalam perairan, maka kebutuhan oksigen untuk menguraikannya juga semakin meningkat. Akibatnya, kadar oksigen dalam air turun drastis, membuat lingkungan menjadi tidak layak bagi ikan dan organisme lainnya yang ada pada perairan tersebut.

 

Tidak hanya itu, pembusukan limbah organik juga menghasilkan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida yang dapat merusak keseimbangan ekosistem.

 

Peran IPAL dalam Mengurangi Limbah Organik

Cara kerja IPAL ialah memisahkan, menguraikan, dan menetralkan zat-zat berbahaya dalam air limbah tambak sebelum dibuang ke lingkungan. Untuk melakukannya IPAL akan menjalankan beberapa tugas utama berikut:


  1. Pemisahan Awal

    Proses awal IPAL biasanya melibatkan penyaringan kasar dan sedimentasi. Proses ini berguna untuk mengendapkan lumpur, sisa pakan, dan partikel besar lainnya agar tidak masuk ke saluran pembuangan.


  2. Penguraian Biologis

    Penguraian biologis dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai bahan organik terlarut. Proses ini secara signifikan menurunkan Biological Oxygen Demand (BOD) dan mempercepat degradasi limbah organik tanpa membebani lingkungan.


  3. Stabilisasi dan Desinfeksi

    Setelah bahan organik terurai, air limbah masuk ke tahap akhir yang mencakup netralisasi pH, penyaringan halus, dan desinfeksi untuk menghilangkan patogen serta memastikan air tidak berbau dan tidak beracun.

 

Dampak Langsung terhadap Lingkungan

Dengan dilakukannya pengolahan limbah melalui IPAL, kandungan bahan organik dalam air limbah dapat ditekan hingga di bawah ambang batas aman. Dampak positifnya bagi lingkungan ialah menurunkan risiko terjadinya eutrofikasi akibat kelebihan nutrien, meningkatkan oksigen terlarut pada perairan penerima limbah, serta berkurangnya populasi patogen yang akan berkembang pada lingkungan.

 

Efek Jangka Panjang

Penerapan IPAL bukan hanya solusi teknis, tapi strategi dalam menjaga kelestarian lingkungan jangka panjang. Dengan mengurangi limbah organik, IPAL membantu memperbaiki kualitas dasar perairan dan menciptakan ekosistem yang lebih seimbang. Dalam jangka panjang, hal ini juga mendukung keberlanjutan tambak itu sendiri karena lingkungan sekitarnya tetap sehat.



Baca Juga

Comments


bottom of page